Bogor Times- Pembahasan tentang makhluk bernama Jin masih debateble. Membahas persoalan ini, ulama ahlintafsir Quraish Shihab menerangkan Jin dalam perspektif Al-Qur’an.
Ia menjelaskan bahwa jin secara harfiah bermakna sesuatu yang tersembunyi.
Makna itu menunjukkan bahwa jin merupakan makhluk halus. Sifat halusnya jin bisa menyerupai manusia secara fisik, namun manusia sendiri tidak bisa melihat jin secara kasat mata kecuali orang tersebut mempunyai kemuliaan dan keistimewaan (karomah).
Baca Juga: Semasa Hidup Habib Abu Bakar, Tetapkan Rukun Agama Ada Empat
Baca Juga: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas: 2023 Kuota Haji Bertambah, Ada Juga Porsi Khusus Untuk Lansia
Baca Juga: Batasan dan Bentuk Perbuatan Bagi Antar Agama dalam Islam, Penafsiran QS Al-Mumtahanah Ayat 9
Salah satu dasar pokok keimanan seorang Muslim ialah percaya pada hal-hal ghaib.
Sesuatu yang ghaib ini merujuk pada sesuatu yang tidak terjangkau oleh pancaindera, baik disebabkan oleh kurangnya kemampuan maupun oleh sebab-sebab lainnya.
Banyak hal ghaib bagi manusia serta beragam pula tingkat keghaibannya.
Baca Juga: Kewajiban Berbuat Baik Pada Umat Agama Lain, Penafsiran QS Al-Mumtahanah Ayat 8
Baca Juga: Ramos Petege Gigit Jari, Permohonan Judicial Review Undang-undang Perkawinan Beda Agama Ditolak MK
Baca Juga: Konstitusi Tunisia Akan Hapus Islam Sebagai Agama Resmi
Pertama, ada ghaib mutlak yang tidak dapat terungkap sama sekali karena hanya Allah yang mengetahuinya, contoh kematian.
Kedua, ghaib relatif, sesuatu yang tidak diketahui seseorang tetapi bisa diketahui oleh orang lain, contoh ilmu pengetahuan, makhluk halus, dan lain-lain. (Quraish Shihab, 2013)
Istilah jinn dalam Al-Qur’an berarti yang tersembunyi dan tertutup. Quraish Shihab mengungkapkan sejumlah akar kata yang sama, di antaranya majnun (manusia yang tertutup akalnya).