Bogor Times-Berdasarkan beberapa literasi terdapat banyak pendapat mengenai siapa yang pertama kali menutup Ka’bah dengan kiswah.
Dalam salah satu persi menerangkan bahwa penutup ka'bah sejak Nabi Ismail AS. Ada pula yang menerangkan awal mulannya pada masa Adnan bin Udd atau buyut Nabi Muhammad.
Mengai validasi keseluruhannya menyebutkan bahwa pendapat paling mendekati kebenaran adalah orang yang pertama kali menyelimuti Ka’bah dengan kain adalah Raja Dinasti Himyariyah Yaman, Abu Karb As’ad.
Baca Juga: Isarat Buruk Saat Mimpikan Kakbah Berpindah dan Terbakar
Baca Juga: Bahaya, Saat Mimpi Sholat di Atas Kakbah
Baca Juga: Tafsir Mimpi bertemu, masuk dan mengambil sesuatu di dalam Kakbah
Baca Juga: Jangankan Kotak Amal di Masjid, Hajar Aswad di Kakbah pun Pernah Dicuri, 22 Tahun Menghilang
Berdasarkan keterangan Ali Husni al-Kharbutli dalam Sejarah Ka’bah (2013), suatu ketika As’ad bermimpi bahwa dirinya menutupi Ka’bah dengan kain. Lalu, dia kemudian menunaikan mimpinya itu ketika melintasi Makkah setelah dirinya pulang dari sebuah peperangan di Yatsrib pada 220 sebelum Hijriyah.
Adapun orang yang pertama kali menutup Ka’bah dengan kain berbahan sutra adalah Khalid bin Ja’far bin Kilab. Sementara Natilah binti Janab, ibunda Abbas bin Abdul Muthalib, mengutip Muhammad Abdul Hamid al-Syarqawi dan Muhammad Raja’I ath-Thahlawi dalam Ka’bah: Rahasia Kiblat Dunia (2009), adalah perempuan pertama yang membuat dan menyelimuti Ka’bah dengan sutra.
Ketika itu, Abbas tersesat dan Natilah bernazar jika anaknya diketemukan maka dia akan menutup Ka’bah dengan sutra. Nabi Muhammad adalah orang pertama yang menutupi Ka’bah dengan qabhati (kain putih yang dibuat di Mesir).
Baca Juga: Hafalkan Doa Berikut, Bacalah Ketika Melihat Kakbah
Baca Juga: Hoaks Bulan Kelilingi Kakbah
Baca Juga: 408 Jamaah Haji Kloter 20 Asal Kota Bogor Tiba Dalam Keadaan Sehat*
Baca Juga: Masuk ke Raudhan, Jemaah Haji Indonesia Wajib Miliki Tasreh atau Surat Izin
Saat Fathu Makkah (pembebasan Kota Makkah), Nabi Muhammad tetap mempertahankan kiswah lama yang digunakan pada zaman Jahiliyah. Hingga seorang wanita membakarnya ketika mencoba mengharuminya dengan dupa.