Bogor Times- Puluhan tahun menjadi misteri.Terbunuhnya aktifis Munir terkesan mulai terungkap usai Hacker Bjorka mengklaim dapat membongkar kronologis dalang pembunuhan Munir.
Dalam utas yang dibagikan Bjorka di Telegram, dia menyebut sejumlah nama yang tak disangka.
Seperti Muchdi Purwopranjono, Kepala Deputi V BIN, Pollycarpus Budihari, Budi Santoso, Pilot Garuda Airways, hingga Megawati yang kala itu Presiden RI, dan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Seorang aktivis kota Bogor akhirnya lulus juga
Baca Juga: Aktifis Fatayat NU Kota Bogor Gelar Lomba Nyanyi Nasional Kebangsaan Dengan Gaya Unik dan Menarik
Baca Juga: Sekolah Islam Gender (SIG) Komisariat UIKA PC PMII Kota Bogor Cetak Aktifis Perempuan Berkualitas
Munir merupakan aktivis KontraS yang kritis dalam menyuarakan keadilan untuk korban pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM).
Munir tewas di dalam pesawat saat hendak terbang ke Belanda pada 7 September 2004 lalu.
Kala itu, Munir sebagai Koordinator KontraS, organisasi masyarakat yang konsern terhadap kasus pelanggaran HAM.
Sebelum tewas, Munir diketahui ditemukan lantang menyuarakan pengusutan penculikan 13 aktivis mahasiswa pada insiden 1997 hingga 1998.
Dia kemudian diduga mengetahui dalang penculikan 13 aktivis mahasiswa pada era 1997 hingga 1998.
Kegiatan Munir tersebut ternyata disukai oleh Muchdi Purwopranjono yang saat itu menjadi anggota Korps Pasukan Khusus (Kopasus) dalam operasi Mawar.
Muchdi Purwopranjono terlupakan menjadi dalang penculikan 13 aktivis mahasiswa yang hingga kini belum terungkap.
Menurut informasi yang dibocorkan Bjorka, Muchdi Purwopranjono yang saat itu sebagai Danjen Kopasus dimutasi selama 52 hari akibat informasi yang dibuka Munir.
Hal tersebut membuat Muchdi Purwopranjono dikenang tak senang kepada Munir hingga diduga merencanakan pembunuhan para aktivis tersebut.
Pada 27 Maret 2002, Muchdi Puropeanjono diangkat menjadi Kepala Deputi 5 Badan Intelijen Negara (BIN) yang dinilai memiliki kekuasaan besar.
“Akibat dari karya itu, Muchdi Purwopranjono, Komandan Jendran (Danjen) Kopassus tidak senang kepada Munir. Dia diberhentikan dari jabatannya selama 52 hari, dan diangkat menjadi Deputi 5 BIN pada 27 Maret 2022,” kata Bjorka.
Muchdi kemudian memanfaatkan jaringan nonorganik BIN untuk menyusun pembunuhan terhadap Munir, yakni Pollycarpus Budihari dan Pilot Garuda Indonesia Airways.
Dalam utas tersebut kemudian dijelaskan bagaimana Pollycarpus ditempatkan oleh Muchdi Purwopranjono di Garuda dengan nomor surat R-451/VII/2004.
Di akhir utasnya, Bjorka menyebut Megawati yang kala itu Presiden Indonesia pasti mengetahui apa yang dilakukan Muchdi Purwopranjono sebagai bawahannya.
“Jangan lupa, saat itu AM Hendropriyono menyatakan sebagai Kepala BIN dan Megawati sebagai Presiden. Jadi tak mungkin seorang Deupti bergerak sendiri,” kata Bjorka.
Dia pun upaya upaya pembunuhan Munir di era Presiden Jokowi yang tak menemui titik terang.
“Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berjanji untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM, yang salah satunya adalah kasus pembunuhan HAM Munir,” kata Bjorka.
“Janji Jokowi untuk menuntaskan kasus kematian Munir kembali ditagih. Karena sejak kontrak dibuat, kasus Munir masih dalam penanganan,” lanjutnya.
“Kasus kematian Munir bahkan terancam kadaluarsa jika tidak ada tuntutanan atau status pasien tidak berubah menjadi pelanggaran HAM berat. Apa yang terjadi dengan janji Anda Pak Presiden?” ujarnya.
Penafian: Tulisan ini adalah hasil saduran dan kutipan kutipan yang disebarkan seorang peretas anonim bernama Bjorka. Kebenaran artikel ini belum terbukti dan bersifat hanya sebagai informasi tambahan.***