Bogor Times- Stres dapat didefinisikan sebagai perasaan kewalahan atau tidak mampu mengatasi tekanan mental atau emosional yang berdampak pada kesehatan mental dan fisik seseorang.
Sebuah penelitian pada tahun 2015 menemukan bahwa 59 persen orang dewasa melaporkan mengalami tingkat stres yang tinggi.
Banyak hal yang dialami oleh seseorang ketika sedang mengalami stres, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Healthline, berikut beberapa hal yang terjadi ketika stres melanda diri seseorang.
1. Penurunan Energi dan Insomnia
Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan kelelahan kronis dan gangguan dalam, yang dapat mengakibatkan penurunan tingkat energi.
Sebuah studi terkait hal tersebut bahwa dan perenungan stres dapat menyebabkan gangguan tidur dan akhirnya mengembangkan insomnia.
Meskipun jelas bahwa stres dapat mengganggu tidur, tidak semua orang yang mengalami stres atau yang sedang mengalami stres akan mengalami insomnia atau gangguan tidur.
2. Depresi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres kronis dapat menyebabkan depresi, timbulnya depresi secara signifikan terkait dengan stres akut dan kronis.
Selain stres, beberapa kontributor potensial untuk depresi termasuk sejarah keluarga, usia, faktor lingkungan, obat-obatan dan penyakit tertentu.
3. Berjerawat
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa tingkat stres yang lebih tinggi dengan peningkatan serangan jerawat.
Salah satu mungkin karena ketika beberapa orang merasa stres, mereka cenderung lebih sering menyentuh wajah mereka, sehingga membuat perkembangan jerawat meningkat lebih cepat.
Beberapa penelitian juga telah mengkonfirmasi bahwa mungkin jerawat dengan tingkat stres yang lebih tinggi.
4. Sakit Kepala
Banyak penelitian telah menemukan bahwa stres dapat berkontribusi pada sakit kepala, suatu kondisi yang ditandai dengan rasa sakit di daerah kepala, wajah, atau leher.
Pemicu sakit kepala umum lainnya dapat mencakup kurang tidur, diet, konsumsi alkohol, perubahan hormon, dan banyak lagi.
5. Nyeri Kronis
Nyeri adalah keluhan umum yang dapat diakibatkan oleh peningkatan tingkat stres, seperti peningkatan kadar kortisol yang merupakan hormon stres utama pada tubuh.
Studi lain menunjukkan bahwa orang dengan nyeri kronis memiliki tingkat kortisol yang lebih tinggi di rambut mereka, yang oleh ini digambarkan sebagai indikator baru stres yang berkepanjangan.
Selain stres, ada banyak faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap nyeri kronis, seperti penuaan, cedera, postur kronis yang buruk, dan saraf yang rusak.***