nasional

Tidak Jua Dikabulkan, Mahasiswa Ancam Kembali Aksi

Jumat, 16 September 2022 | 11:14 WIB
Aksi Mahasiswa Kota Bogor. (Dokumentasi PMII Kota Bogor)

Bogor Times- Api semangat para mahasiswa untuk mendesak pemerintah untuk tidak mendzolimi rakyatnya terus membaa.  Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) telah melaksanakan aksi di Istana Negara.

Aksi yang dilakukan pada Kamis, 15 September 2022 merupakan bentuk tindak lanjut ultimatum yang disampaikan saat aksi pada 8 September 2022.

Ultimatum yang disampaikan sebelumnya yaitu pemerintah harus menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam jangka waktu 7x24 jam.

Baca Juga: Pemkab Bogor Upayakan Maksimal Penanganan Bencana, Kampung Curug DItetapkan Area Rawan Bencana

Jika ultimatum tersebut tidak diindahkan, maka aksi akan berlanjut dengan jumlah massa yang lebih banyak.

Dalam aksi kedua yang dilaksanakan pada 15 September 2022, mahasiswa kembali mengawal ultimatum dan tuntutan keapda pemerintah yang sampai saat itu tidak direalisasikan.

Para mahasiswa menyampaikan bahwa kenaikan BBM bukanlah solusi yang tepat atas beban yang dialami negara.

Permasalahan tersebut dapat diupayakan melalui alokasi pemberian gaji pemerintah yang dikurangi, menunda IKN terlebih dahulu, dan berbagai cara lain yang tidak membebankan rakyat.

Dalam Press Releasenya, BEM SI akan kembali melakukan perlawanan jika pemerintah masih bergeming saat tuntutan rakyat telah disampaikan.

Pada aksi Kamis 15 September 2022, BEM SI menyampaikan 3 tuntutan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah yaitu:

1. Menuntut dan mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan terkait dengan kenaikan BBM.

2. Menuntut dan mendesak pemerintah menunda proyek strategis nasional yang berdampak langsung pada masyarakat dan mengalihkan ke subsidi BBM.

3. Menuntut dan mendesak pemerintah untuk menerapkan regulasi pemakaian BBM bersubsidi secara tegas.

Selain tuntutan, terdapat pernyataan sikap pada aksi yang dilakukan kemarin, yaitu:

1. Kekecewaan atas ketidakhadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya untuk menemui massa aksi dan memenuhi tuntutan rakyat.

Hal tersebut menambah catatan buruk bagi pemerintahan Indonesia yang tidak menganggap atau tidak mengakomodir tuntutan rakyat.

2. Kekecewaan terhadap aparat kepolisian yang mengatakan bahwa akan menjaga rakyat, namun malah menghalangi mahasiswa untuk bertemu presiden dan wakil presiden.
Ditambah aparat kepolisian melakukan tindakan represif yang dibuktikan dengan banyaknya korban dari mahasiswa.

Tindakan represif aparat kepolisian membuat aspirasi mahasiswa tidak tersampaikan dengan baik.

3. Selain itu, para mahasiswa akan terus mengawal kebijakan oleh pemerintah hingga tidak ada lagi kebijakan yang merugikan.

Press Release tersebut diakhiri dengan komitmen Aliansi BEM Seluruh Indonesia untuk terus menyuarakan kenaikan harga BBM.***

Tags

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB