Bogor Times – Salah seorang personel Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI meninggal dunia saat menempuh pendidikannya ‘Coast Guard Training (CGBT) di Sidoarjo, Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia membenarkan adanya personel yang meninggal dunia saat menjalani pendidikan.
Namun, ia mengatakan bahwa meninggalnya personel Bakamla RI bernama Muhammad Ary Adithya Hasibuan ini bukan dikarenakan kegiatan tersebut.
Aan mengatakan kegiatan CGBT bukan merupakan pelatihan militer melainkan pelatihan yang bernuansa bela negara dan disesuaikan dengan porsi tugas pokok serta fungsi (tupoksi) Bakamla RI.
Aan menjelaskan bahwa CGBT ini merupakan pendidikan dasar yang harus dilalui oleh seluruh personel Bakamla yang baru bergabung dan dinyatakan lulus dalam menempuh rangkaian tes penerimaan sebelumnya.
Terkait dengan meninggalnya saudara Ary, Aan mengatakan dalam siaran persnya bahwa dari hasil diagnosis dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL), kemungkinan meninggalnya karena gagal hati akut.
“Hasil diagnosis dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL), Ary meninggal karena acute liver failure atau gagal hati akut,” katanya.
Ia juga menyampaikan belasungkawa dari seluruh keluarga besar Bakamla RI atas meninggalnya Muhammad Ary Adithya Hasibuan, atau akrab sapaannya dengan Ary.
“Saya selaku Kepala Bakamla RI, mewakili seluruh keluarga besar Bakamla RI menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ary,” ujar Aan.
Aan menjelaskan bahwa syarat wajib seorang personel Bakamla mengikuti CGBT ialah mengikuti seluruh rangkaian tes kesehatan.
Saat itu, sebelum Ary berangkat untuk menempuh CGBT di Sidoarjo bersama rekan seangkatannya, dirinya sudah melakukan serangkaian tes kesehatan.
Hasil tes kesehatan tersebut mengatakan, Ary memiliki riwayat penyakit dan membutuhkan perhatian khusus.
Aan menjelaskan bahwa saat itu Ary menempuh CGBT dengan intensitas latihan yang lebih ringan dibandingkan dengan rekan sejawatnya.
“Hasil tes menyatakan Ary memiliki riwayat penyakit dan membutuhkan perhatian khusus. Meskipun demikian, Ary tetap menempuh CGBT dengan intensitas latihan yang lebih ringan dari rekan sejawatnya,” ucap Aan.
Aan menjelaskan, kondisi Ary mulai bermasalah ketika dirinya mengikuti lari sore dengan teman seangkatannya, dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, ia sempat ditangani oleh pihak medis dan mendapat perawatan.
Namun setelah dirawat, kondisi Ary semakin menurun dan meninggal dunia malam harinya dengan diagnosis gagal hati akut.***