Bogor Times-Polsek Pinang Kota Tangerang menerima laporan terkait dugaan temuan barcode situs judi online di mainan anak-anak.
Kode yang diduga dapat dibaca scanner untuk masuk ke situs judi online itu kabarnya ditemukan di mainan anak berbentuk kartu.
Polisi pun bergegas menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan penelusuran ke pedagang eceran dan agen penjual mainan di Pasar Bengkok, Pinang dan Ciledug.
Baca Juga: Eks KPK Dampingi Sambo, Novel: Saya Kecewa
Baca Juga: Usai Ditangkap, Pelaku Geng Motor Ciseeng Dibebaskan?
Baca Juga: Kantongi Bukti Pelanggaran KBS, Pengurus Yayasan Al Abror Ambil Sikap Tegas
Berdasarkan keterangan dari Kapolsek Pinang, Iptu Tapril, pedagang menjual mainan yang diduga terhubung dengan situs judi online itu dengan harga cukup murah.
"Keterangan penjual eceran kan dia beli satu rencengnya itu di beli Rp8.000. Dia jual satu kartunya Rp1.000, menjualnya ke anak SD karena itu kan mainan anak-anak," tutur Tapril.
Meski demikian, saat ditanya perihal barcode yang tertera, pedagang eceran maupun agen mainan tersebut tidak tahu menahu soal situs judi online yang tertaut.
Mereka mengaku hanya menjualnya karena merupakan salah satu mainan yang banyak digemari anak-anak.
“Dia nggak sampai ke sana lah mikirnya. Dan dia juga nggak tahu tentang masalah yang diduga situs atau barcode judi online di situ," ujar Tapril
Sementara setelah ditelusuri lebih dalam, agen mengaku mendapatkan mainan itu dari Pasar Pagi, Jakarta Barat.
"Jadi Pasar Pagi itu kan emang jualan mainan anak-anak banyak, nah dia dapetnya dari situ. Agennya beli dengan harga Rp6.000, dijual ke pedagang eceran Rp8.000. Si Agennya ini juga enggak tahu tentang barcode itu. Dia tahunya ya beli mainan untuk dijual," ujarnya.
Pihak kepolisian menduga mainan tersebut diimpor dari China.
Pasalnya, terlihat aksara han atau huruf Mandarin yang tertera di permukaan kartu.
"Mainan di Pasar Pagi itu kan dari berbagai macam daerah. Nah kami menduga mainan yang berbarcode judi online itu dari China. Karena memang yang diperjualbelikan ada beberapa tulisan China," ujar Tapril.