Bogor TImes-Sejarah kepedihan bangsa ada pada sederet kisah perkembangan Partai Komunis Indonesia (PKI) Awal berdirinya PKI tidak bisa lepas dari pergolakan sosial politik di indonesia maupun Eropa.
Sekitar tahun 1860-1870, terjadi peningkatan gerakan kelompok-kelompok di Belanda soal demokrasi.
Sehingga mendorong terbentuknya National Arbeids Secretariats (NAS) sebagai induk organisasi serikat buruh.
Baca Juga: Mahasiswa Akuntansi Unusia Minta Pengelola Prodi Fasilitasi Tempat PPM
Baca Juga: Oknum Lantas Tertangkap Kamera Minta Uang, Kapolres Bogor Minta Maaf
Baca Juga: Menhan: Negara Rugi Jika Calon Taruna TNI Hanya Dipilih Karena Tinggi Badan
Pada saat yang sama di Indonesia atau Hindia Belanda kala itu masih belum memiliki ruang untuk terbentuknya organisasi serupa.
Karena aturan pemerintah kolonial pasal 111 Regeling Reglement (RR) yaitu larangan melakukan rapat serta melakukan pembentukan organisasi tanpa izin pemerintah kolonial.
Namun pada tahun 1903, pemerintah kolonial menetapkan peraturan desentralisasi beberapa wilayah yang menetapkan Bandung, Semarang, Surabaya, dan Batavia (sekarang Jakarta) menjadi genete atau kota.
Baca Juga: Soal Derita 345 Juta Orang Miskin, Jokowi Sindir Sri Mulyani
Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Dukung Panglima TNI Rombak Aturan Rekuitment Anggota
Baca Juga: Kapolda Jabar Minta Maaf, Hotman: Andai Dicontoh Polisi Lainnya
Setelah pemerintah kolonial Belanda melakukan desentralisasi di tiga wilayah tersebut, secara tidak langsung menjadikan peraturan pasal 111 di atas tidak berlaku lagi.
Tiga kota tersebut ke depannya menjadi tempat subur untuk berdiri dan berkembangnya organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan.
Pembentukan organisasi serikat oleh para buruh impor yang dipengaruhi gerakan buruh di Eropa mulai menarik perhatian kalangan bumiputera untuk bergabung dan selanjutnya mendirikan organisasi sendiri.
Terbentuknya Partai Komunis Indonesia didahului dengan berdirinya beberapa organisasi yang menjadi embrio PKI.
Pada tahun 1905, berdirilah serikat buruh kereta api yang bernama SS-Bond yang menghimpun buruh dari sarana transportasi. Pada tahun 1908, berdiri Vereniging van Spoor-en Tramwegpersoneel atau VSTP.
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) kemudian berdiri di Semarang, pada 9 Mei 1914. ISDV merupakan organisasi politik yang menghimpun intelek revolusioner Indonesia dan Belanda.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari buku Lahirnja PKI dan Perkembangannya 1920-1955, ISDV kemudian melebur diri menjadi Partai Komunis Indonesia pada 23 Mei 1920.***