Bogor Times- Legal counsel PT XL Axiata, Victor Kamang hadir sebagai saksi dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Kuat Maruf, Ricky Rizal Wibowo, dan Richard Eliezer.
Victor Kamang mengaku ada permintaan cek nomor atas nama Yosua Hutabarat, Putri Candrawathi, Susi, Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Ricky Rizal Wibowo, dan Kuat Maruf.
Namun, penasihat hukum Kuat Maruf meragukan kapabilitas Victor lantaran memakai anting.
“Benar saudara sebagai legal XL? Apakah di XL diperkenankan untuk memakai anting?” kata penasihat Kuat Maruf dalam sidang yang disiarkan kanal YouTube Polri TV Radio.
Setelah pertanyaan diajukan, ruang sidang pun menjadi riuh. Hakim pun memperingatkan untuk bertanya yang penting-penting saja.
“Saudara penasihat hukum, hal yang tidak penting tidak perlu ditanyakan,” ujar hakim.
“Maaf yang mulia, saya hanya meragukan kapabilitasnya,” jawab penasihat hukum Kuat Maruf.
Kemudian, hakim menegaskan bahwa saksi sudah memperkenalkan diri sehingga tidak perlu ditanyakan kembali. Hakim mengingatkan untuk menanyakan hal sesuai keterangan saksi, bukan yang tidak penting.
“Saya S1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia, S2 Magister Hukum Universitas Indonesia,” ucap Victor.
Selain legal counsel PT XL, sopir ambulans yang membawa jenazah Brigadir Yosua dan tenaga kesehatan yang melakukan PCR pada keluarga Ferdy Sambo juga dihadirkan sebagai saksi.
Sopir ambulans Ahmad Syahrul Ramadhan menerangkan, kaca mobilnya sempat diketuk orang tak dikenal saat sampai di Rumah Sakit Siloam Duren Tiga. Orang tersebut mengarahkan untuk masuk ke Komplek Polri Duren Tiga. Syahrul juga diminta untuk mematikan sirine.
“Masuk komplek ada gapura, di situ ada anggota Provos, lalu saya disetop (ditanya) ma uke mana dan tujuan apa. Permisi saya dapat arahan untuk jemput titik lokasi. Saya kasih lihat. Katanya ‘ya sudah mas masuk aja lurus. Minta tolong sirine dan protokol ambulans nya dimatikan,” jelas Syahrul.
Mulanya, Syahrul dipesan untuk menjemput orang sakit. Sehingga, saat ada di tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan ia menanyakan keberadaan orang yang sakit.
“Lalu saya bilang ‘yang sakit yang mana pak?’ Katanya ikutin aja,” tuturnya.
Ia pun terkejut karena melihat jasad berlumuran darah yang tergeletak di samping tangga. Ketika dilihat Syahrul, wajah jenaza Brigadir Yosua ditutupi masker warna hitam.***