• Jumat, 22 November 2024

Lagi lagi Impor, Rijal Ramli Bongkar Triliunan Hutang Indonesia

- Minggu, 5 September 2021 | 20:21 WIB
Ilustrasi Beras Indonesia (PIXABAY)
Ilustrasi Beras Indonesia (PIXABAY)

Bogor Times- Siapa yang tak mengenal sang Ekonom Ternama, Dr. Rizal Ramli lagi lagi tak berhenti di tempat selalu saja mengkritik dengan pedas nya menggedor kebijakan impor yang dilakukan Indonesia.

Bermacam macam kebijakan impor dari yang kelas teri sampai kelas Kakap yang dilakukan Indonesia selalu di gaungkan, Hingga nyaris Menggelegar di dengar nya, apa lagi mengenai persoalan persoalan yang menyinggung urusan Dalam atau pun Luar Negeri. Termasuk yang urusan mengenai bahan pangan, sebutlah impor sembilan bahan pokok terutama Beras.

Nah!!!. Impor beras yang dilakukan Indonesia secara tajam habis habisan di menyinggung nya, Karna seperti kita ketahui bahwa indonesia lah tanah air dikenal sebagai negeri agraris, negeri yang pertaninan nya hampir tidak ada satu pun yang bisa di tanami, melaikan kemakmuran akan di dapati, dengan kata lain' Di tanam apapun tanah indonesia maka akan tumbuh lah konglomerat konglomerat kaya di tanah ini. kasarnya ini Tanah indonesi melimpah ruah hasil apapun yang di tanam nya, "walaupun entah siapa yang menikmat itu???.

Baca Juga: Refleksi Harlah KMHDI, Mengenal Sejarah KMHDI Sebagai Reaksi Keterdesakan Mahasiswa Hindu

Dilansir BogorTimes.com dari akun Twitter milik Rizal Ramli, akibat impor tersebut, utang Indonesia terus bertamabah.

Miris nya Impor beras kenapa menjadi komoditi yang selalu berdatangan masalah nya, bahkan boleh di katakan Faktor Utama, apa lagi jika di kaitkan Hutang yang bertubi tubi Indonesia terima yang tak tanggung tanggung mencapai Rp.4 triliuan hingga mengakibat Perum Bulog mengalami kerugian terus menerus.*terlalu ujar nya!!!.

Menurut Rizal Ramli, ini semua tidak terlepas nanti nya yang akan menimbulkan Dampak dampak sporadis ter hadap membengkak nya utang negara dan kerugian negara terjadap Perum Bulog berasal yang bersumber dari sering nya dan suka nya impor lagi dan lagi lagi impor secara jor-joran yang dilakukan pemerintah."mengapa bisa terjadi seperti ini yaa!!!!...

Walhasil...." Akibat nya tak terelak kan apa lagi menghindar dari kejaraan Sang pemberi pinjaman yang jumlah nya...ooowwww Fantastis!!!!, sungguh Kerugian negara tampak di depan mata kita. Ini lah l akibat dari Quota Impor pangan yang terlalu berani jor2an hingga puluhan trilliun setiap tahunnya," ujar Ekonom Rizal Ramli.

Baca Juga: Mantan Panglima TNI Laporkan ICW Ke Polisi

Dengan kata lain akhir nya Kebijakan kebijakan impor pemerintah selalu membuat susah dan tak menentu arah, sehingga ke rugian selalu menghantui para petani lokal, lagi lagi buntung bukan malah untung yang di dapatkan petani lokal kita..." Sungguh miriss di buat nya".

Padahal, seperti kita ketahui sesungguhnya dari jumlah sekian banyak penduduk Indonesia hampir rata rata mereka para petani yang sumber penghasilan nya, untuk menghidupi kebutuhan keluarga nya semata mata di peroleh dari Hasil Pertanian.

Maka oleh sebab itu dapat di pastikan. Bahwa Impor yang dilakukan Indonesia dinilai Rizal Ramli justru hanya membuat yang Kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin. Mereka lah para kartel-katel impor pangan penghisap Petani petani Lokal selam ini..!!!

Baca Juga: Jilbab Bercadar Menururt 4 Madzhab

Sehingga. "Sistem quota yg di bangun hanya menguntungkan para mapia mapia kartel- impor pangan. oleh karena nya harus diganti dgn sistim lama dengan sistem tarif. Iaitu Biaya bunga untuk stabilisasi harga pangan (stock management) harusnya dibayar negara," ujar Rizal Ramli.

Sebenar nya, ini sudah sungguh sangat lama Kebijakan impor pangan yang dilakukan pemerintah dan berulang ulang di protes keras oleh masyarakat. tapi hasil nya protes itu tidak di indah kan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Fauzi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB
X