Bogor - Times, Rekan dan rekanitaku semua
Hari ini, tanggal 10 bulan November, kita peringati sebagai hari Pahlawan
Hari dimana Bung Tomo membakar semangat Rakyat Surabaya dengan Semboyannya, Merdeka atau Mati!
Dengan semangat juang arek-arek Suroboyo, mereka mampu membuat penjajah kocar-kacir
Mungkin, kini, tak banyak pemuda yang ingat betapa para pahlawan kita berdarah-darah menumpas para penjahat perampas kemerdekaan.
Bahkan tak banyak juga yang berinisiatif untuk turut menyemarakkan peringatan hari bersejarah ini.
Namun, kita sebagai penerus bangsa ini harus peduli, karena ditangan kitalah mereka menaruh harapan.
Rekan-rekanitaku sekalian,
Apakah kita ingat bagaimana pahlawan kita mengusir penjajah dari bumi Indonesia?
Apa kita ingat, harta dan keluarga mereka korbankan demi negeri yang merdeka?
Mereka, mewariskan kepada kita selaku generasi muda, semangat juang membela tanah air tercinta.
Baca Juga: Fakta Nyata Natuna Milik Indonesia dan Bukan Hanya Ngaku-ngaku Punya, Seperti Malaysia.
Dulu, pahlawan kita berperang melawan penjajah,
Namun sayang, kini justru bangsa sendiri yang menjajah.
Korupsi yang merupakan kombinasi dari keserakahan, jelas di sebabkan oleh tidak adanya lagi jiwa patriotisme dari orang-orang yang katanya mewakilkan,
Tapi nyatanya malah bersifat pragmatis dan individualis.
Orang-orang yang melabeli dirinya sebagai aktivis dari berbagai arah, terutama tengah dan kanan,
Tidak sedang berupaya mengubah system yang telah merusak dan memiskinkan,
Namun hanya hendak mengubah konfigurasi politik mereka saja.
Kurang lebih cara beripikir mereka adalah : KALAU MEREKA YANG BERKUASA, MAKA BESOK HARUS SAYA ATAU KITA!!
Hanya itu…
Imaji politiknya sangat pendek, hanya soal untung dan rugi…
Hanya soal gengsi, ambisi dan eksistensi.
Kita, menjadi korban dari kesewenangan mereka,
Kita, terjajah bukan oleh penjajah melainkan terjajah oleh oknum berdasi yang tak punya hati.Baca Juga: Gubernur DKI Bela-belain Hutang Ke-Bank DKI Rp.180 Miliar, Ada Apa Ini?
Malam ini, mari kita renungkan, serta mengevaluasi diri bersama,
Bahwa kita bukan bagian dari mereka yang ungkang-ungkang kaki diatas empuknya kursi
Yang tak peduli jerit tangis rakyatnya sendiri
Kita IPNU IPPNU, santri Mbah Hasyim Asy'ari
Resolusi Jihad kita junjung tinggi, sebagai bakti dan abdi kepada para kiyai
Bahwa mencintai tanah air adalah martabat tertinggi
Dan kita siap menjadi pahlawan masa kini, yang mampu menjadi muharrik dan agen perubahan negeri ini.
Rekan-rekanita,
Ditangan kita, tergenggam masa depan bangsa.
Ditangan kita, kelangsungan bangsa kita dipertaruhkan.
Merdeka, atau mati!
Salam Belajar, berjuang, bertakwa.