BogorTimes - Aparat penegak hukum dalam hal ini Tim Datasemen Khusus ( Densus ) 88 Antiteror Polri sudah sejak lama menelusuri hingga akhirnya mendalami serta mengungkap terduga tiga oknum teroris yang ada ditubuh Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), mereka adalah tokoh agama sekaligus pengurus ( MUI ) yang pasti aparat sudah mengantongi bukti yang kuat hingga sampai adanya tindakan penangkapan.
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyelidiki, mempelajari, mengawasi dan mendalami tentang kelompok teroris Jamaah Islamiyah ( JI ), mulai dari struktur organisasi sampai pada sumber dana ( JI ) sejak tahun 2019.
Bahkan Densus 88 Antiteror beberapa waktu lalu, menemui gerak gerik mencurigakan karena adanya pergerakan yang yang sedikit berbeda arah tujuannya dengan menemui beberapa ratusan kotak amal yang disebar kepelosok-pelosok gunanya untuk mendanai kelompok tersebut dan telah disita oleh Densus 88 Antiteror.
Baca Juga: Membeludaknya Pesanan Mobil listrik Hyundai, Konsumen Harus Menunggu Tahun Depan.
Dalam hal ini, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menyebutkan, penangkapan Parawijayanto ( Amir JI ) pada Juni 2019 membuka pintu masuk Densus 88 Antiteror untuk lebih memahami, mempelajari tentang kelompok teroris JI.
“Satu organisasi untuk mempertahankan eksitensinya sangat dibutuhkan pendanaan itu sendiri,” kata Rusdi dalam konferensi pers di Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 17 November 2021.
Baca Juga: Harapan Besar Wagub DKI Jakarta Agar Formula E Dapat Dukungan dari PemerIntahan Jokowi.
Rusdi menjelaskan, kelompok teroris JI terus melakukan upaya-upaya mendapatkan pendanaan untuk keberlangsungan organisasi.
Selain itu, menurut Rusdi, ada dua sumber pendanaan kelompok JI, yakni pendanaan internal melalui infak yang diberikan setiap bulan dari seluruh anggota.
“Besarannya sekitar 2,5 persen dari pendapatan anggota setiap bulannya,” kata Rusdi.
Lebih lanjut, sumber pendanaan kedua, kata Rusdi, melalui eksternal yaitu mendirikan Lembaga Amil Zakat Baitul Mal Abdurrahman Bin Auf ( LAM BM ABA ).
Adapun lembaga tersebut merupakan satu lembaga yang dibuat kelompok JI, untuk mendapatkan pendanaan dengan mengkamuflase kegiatan untuk pendidikan dan sosial.
“Tapi ada sebagian dari dana terkumpul untuk menggerakkan kelompok teroris JI tersebut,” ujar Rusdi.
Artikel Terkait
Fakta Nyata Natuna Milik Indonesia dan Bukan Hanya Ngaku-ngaku Punya, Seperti Malaysia.
Susi Pudjiastuti: Sudah Waktunya Mengambil Kebijakan Menengelamkan Kapal Milik Australia Yang Tak Berizin.
Seruan Rizieq soal Boikot Dudung dan Fadil Imran dianggap Narasi Kebencian.
Gubernur DKI Bela-belain Hutang Ke-Bank DKI Rp.180 Miliar, Ada Apa Ini?
Jenderal Andika Perkasa Disetujui oleh DPR RI Pada Rapat Paripurna Menjadi Panglima TNI.
Terdengar Santer Semua Ruas Jalan Tol Akan Dijual Belikan, Siapa Pengusaha yang Sedang Meliriknya?
Valentino Rossi: Saksi Bisu MotoGP Valencia Menjadi Race Terakhir dan Inilah Segudang Prestasinya Sang Legenda
Batal Balapan Internasional Disirkuit Mandalika, lintasan Dirasakan Belum Siap Untuk Standar Safety Dorna.
Harapan Besar Wagub DKI Jakarta Agar Formula E Dapat Dukungan dari PemerIntahan Jokowi.
Membeludaknya Pesanan Mobil listrik Hyundai, Konsumen Harus Menunggu Tahun Depan.