Bogor Times - perbedaan umat beragama telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Pada zaman tersebut Nabi Muhammad SAW memiliki adab yang dikenal oleh kalangan umat Islam melalui kutipan beberapa tarikh atau sejarah yang Mansyur.
Sejarah tersebut yang dijadikan oleh para ulama Indonesia untuk mengimbau masyarakat dalam bermuamalah dan memiliki dasar dan standar dalam bergaul kepada umat selain agama Islam.
Baca Juga: Tauladan Pergaulan Nabi Muhammad SAW Dengan Agama Lain
Sejak awal muncul, Islam sudah berinteraksi dengan non-Muslim. Ketika masih bertempat tinggal di Makkah, Nabi Muhammad sudah bergaul dan berinteraksi dengan non-Muslim, baik itu yang beragama Kristen, Yahudi, Zoroaster, maupun kaum pagan itu sendiri.
Terlebih lagi ketika Nabi hijrah ke kota Madinah, dengan masyarakat yang plural, otomatis Nabi sudah menikah dengan masyarakat yang beragama, baik secara budaya, sosial, keyakinan, suku, dan juga agama. Yastrib adalah daerah yang dikuasai oleh pelbagai agama besar. Ada Yahudi, Nasrani, Zoroaster, dan aliran kepercayaan lain.
fasilitas dengan non-Muslim, relasional yang dibangun Nabi adalah relasional damai. Tidak ada rasa canggung dan sungkan dalam bergaul.
Baca Juga: Wakil Sekjen PB NU Pastikan Kemunduran Muktamar ke-34 Faktor Pandemi Covid-19
Perbedaan agama, tidak menjadikan Yahudi sebagai musuh. Pun perbedaan doktrin teologis, tidak otomatis Nabi memerangi kaum Yahudi Madinah.
Muhammad Said Ramadhan Al Buthi dalam kitab Fiqh al Sirah an Nabawiyyah, memuat kisah persahabatan baik Nabi dengan Raja Kristen Negus. Seorang penguasa yang beragama Nasrani dari negeri Etiophia.
berikut Kristen, Rasulullah tak sungkan meminta suaka politik untuk beberapa orang sahabat dari raja yang adil dan bijaksana tersebut.
Baca Juga: Menuju Kedaulatan, PC NU Kabupaten Bogor Galang Koin Muktamar, Satu Pengurus Sumbang Rp 10 Juta
Rasulullah sempat menyuruh beberapa orang sahabat untuk hijrah ke negeri Abbyssina, termasuk anak beliau Ruqayyah dan suaminya Ustman bin Affan.
Suaka politik yang Rasulullah pinta itu untuk menyelamatkan mereka dari kekejaman kaum pagan Quraisy, Makkah. Pasalnya, siksaan kejam telah menimpa sahabat Nabi di Makkah.
Dalam kitab Muhammad; Hidupnya Berdasarkan Sumber-Sumber Terdaftar, karya dari Marthin Lings, tercatat bahwa para pengungsi politik di Abyssina disambut dengan berkat dari Raja dan masyarakat lain yang terbesar dari Kristen. Penguasa Ethiopia, memberikan kebebasan penuh dalam beragama dan beribadah.
Artikel Terkait
Anggota PKS Resahkan Warga Parung
PKS Kantongi Izin Tauran?
Dankodiklatad Beri Motivasi Prajurit BTP R-301/PKS
RUU PKS tak Kunjung Disahkan oleh DPR RI, Tsamara Amany PSI : Halo DPR Kapan RUU PKS Sah ?