Bogor Times -Tahun depan atau tahun 2021 mukin kita tak lagi menemukan premium. pasalnya, secara bertahap, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan meniadakan penjualan premium dan pertalite di seluruh SPBU di Indonesia.
Sebagai penggantinya, bensin yang dijual di SPBU hanyalah bensin dengan kadar oktan atau research octane number (RON) di atas 91. Berbeda dengan Premium yang merupakan bensin dengan RON 88 dan pertalite termasuk RON 90.
Rencananya, pemerintah akan lebih dulu menghapus bensin premium dahulu yang akan ditiadakan dari pasaran. Selama masa transisi, premium akan disubstitusi pertalite. Setelah itu, pertalite pun akan dihapuskan.
Baca Juga: Puspom Hentikan Penyidikan Dugaan Kasus Helikopter Augusta Westland
Dengan demikian, khusus untuk BBM jenis bensin, SPBU hanya menjual mulai dari bensin dengan RON 91 ke atas atau mulai dari pertamax.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi pada Kementerian ESDM, Soerjaningsih mengatakan, pencabutan premium dan pertalite dari pasaran dilakukan karena alasan lingkungan.
Bensin dengan RON 91 ke atas, lebih ramah lingkungan. Hal itu sekaligus menunjukkan tekad kuat dan keseriusan Pemerintah Indonesia menyelamatkan lingkungan.
Baca Juga: Meluruskan Makna Jihad dan Syahid, Mengupas Arti Ahlud-Dzimah juga Bughot.
Apakah ada kaitannya dengan ditunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi G20 tahun 2022? Bisa saja.
Soalnya, isu energi terbarukan dan perubahan iklim, juga menjadi salah satu tema besar yang selalu menjadi bahasan utama dalam setiap KTT G20.
Berdasarkan kajian, dihilangkannya premium (tetapi masih ada pertalite), bisa menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14 persen. Lalu, hilangnya premium dan pertalite yang diganti pertamax, akan menurunkan kembali emisi CO2 mencapai 27 persen.
Baca Juga: Sempat Terkendala, Program Merdeka Belajar Kembali Bergulir Hingga 2022
Hanya, turunnya angka emisi tersebut berbanding terbalik dengan kondisi harga-harga komoditas lain di pasaran.
Meski baru rencana, entah berhubungan atau tidak, begitu wacana penghapusan premium dan pertalite merebak di publik, harga-harga komoditas harian di pasaran, melonjak drastis.
Momentum Natal dan tahun baru 2022 bisa juga menjadi penyebabnya. Hanya, rencana penghapusan premium dan pertalite tersebut nyatanya memunculkan lonjakan-lonjakan harga.
Baca Juga: 'PD' Presiden Jokowi Yakini BUMN Bisa Hentikan Impor Obat-obatan dan Alat Kesehatan
Kenaikannya bahkan mencapai 10 persen. Beberapa komoditas yang meroket tersebut ialah minyak goreng, telur ayam, cabai rawit, daging ayam, beras, dan lainnya.
Masyarakat pun berteriak. Di tengah wacana pencabutan premium dan pertalite, publik juga dibuat gerah dengan rencana aksi mogok massal para karyawan Pertamina.
Rencana mogok massal itu akan digelar Rabu 29 Desember 2021 hingga Jumat 7 Januari 2022.
Alasannya, mereka menolak rencana pemotongan gaji yang akan dilakukan Pertamina. Meski akhirnya rencana pemotongan gaji tak jadi diterapkan, para karyawan rencananya tetap akan mogok massal.
Lagi-lagi, masyarakat berteriak. Khususnya para pengemudi jasa angkutan online. Asosiasi Driver Online (ADO) khawatir rencana aksi mogok kerja pegawai PT Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu itu berdampak besar terhadap masyarakat luas, termasuk pengemudi angkutan online.
Ketua Umum ADO, Taha Syarafil mengatakan, aksi mogok itu dikhawatirkan akan berdampak terhadap pelayanan, termasuk pada aktivitas penjualan BBM. Jika itu terjadi, nasib puluhan ribu pengemudi angkutan online tidak akan menentu.
Menurut Taha, saat ini ADO beranggotakan 10.000 lebih orang. Mereka tersebar di 16 provinsi. Ada pengemudi online roda dua dan roda empat.
Penghasilan rata-rata pengemudi online saat ini, kata Taha, adalah Rp150.000-Rp200.000 per hari.
Dikurangi makan, minum, dan lainnya, uang yang dibawa pulang sekitar Rp80.000. Apabila ditotal per bulan, nominalnya masih sangat jauh dibandingkan penghasilan para pegawai Pertamina yang berencana mogok massal.
Bahkan, di sejumlah daerah, penghasilan para pengemudi angkutan online masih jauh di bawah UMR.
Masa libur Natal dan tahun baru 2022 tentunya menjadi asa para pengemudi angkutan online untuk mendapatkan penghasilan lebih banyak. Namun, asa itu akan musnah dengan rencana mogok massal karyawan Pertamina.
Ketika premium dan pertalite dihapuskan tahun 2022, warga, termasuk pengemudi angkutan online, akan kembali dipusingkan dengan kenaikan harga-harga komoditas.
Oleh karena itu, semestinya pemerintah menyiapkan subsidi untuk pembelian pertamax. Khususnya pada masa-masa transisi dari pertalite ke pertamax. Seperti yang dilakukan Pemerintah Malaysia yaitu subsidi pembelian BBM dengan RON di atas 91.***
Artikel Terkait
Ribuan Pengunjung Padati Pantai Kabupaten Bogor Sejak Natal
Survai "Misterius" TKSK Teror KPM, Warga Takut Dihapus Dari Daftar KPM
Direndahkan Oknum Pejabat Kecamatan, Korban Intimidasi BPNT Polisikan Kasi Kestra
'PD' Presiden Jokowi Yakini BUMN Bisa Hentikan Impor Obat-obatan dan Alat Kesehatan
Pengamat Soroti Spekulasi Politisasi Jabatan TNI, Pangkostrad Tunggu Jokowi
Sempat Terkendala, Program Merdeka Belajar Kembali Bergulir Hingga 2022
Puspom Hentikan Penyidikan Dugaan Kasus Helikopter Augusta Westland
Meluruskan Makna Jihad dan Syahid, Mengupas Arti Ahlud-Dzimah juga Bughot.
Pejabat Intimidasi RN, Ibu-ibu KPM Aksi Solideritas Buka Mulut Sindir Camat Parung
Pol PP Kabupaten Bogor Ratakan Titik Pekat di Kolong Jembatan Cibinong Kandang Roda