Bogor Times- Tidak teraas, dua tahun sudah pandemi Covid-19 berlangsung.
Dengan berbagai varian yang muncul hingga menghabiskan anggaran yang cukup besar membuat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut merasakan kegalauan dan dilema dalam menghadapi pandemi.
Dilema itu terjadi ketika menghadapi pihak-pihak yang tidak memahami hadirnya pandemi dengan segala konsekuensinya.
Baca Juga: Tahun Baru, Bima Arya Luncurkan Kebijakan Persempit Ruang Gerak Masyarakat
"Dilema besar sepanjang penanganan Covid itu menjelaskan kepada ada mereka-mereka yang tidak mau paham itu dilema batin yang paling berat, menjelaskan pentingnya vaksin, menjelaskan uang hilang sehingga hibah tidak ada kan dimarah-marahi contoh seperti jalankan kepotong refocusing karena semua rata-rata ngambil dari infrastruktur," ujarnya di Gedung Sate, Selasa 27 Desember 2021 kemarin.
"Jadi orang tidak mau paham seolah Covid harus beres infrastruktur juga beres. Jadi saya terima hujatan bully-an itu makanya saya tulis dalam memimpin perlu kesabaran karena tidak semua orang mau paham alasan datangnya sebuah keputusan," katanya melanjutkan.
Menurut dia, memimpin juga harus dengan keikhlasan karena kerja baik, kerja keras itu kewajiban dan kemuliaan, bukan demi pujian atau piala penghargaan.
Baca Juga: Prostitusi Online Daring Masih Jadi Tren di Era Pandemi
Ridwan menambahkan, dilemanya itu lebih mencoba menjelaskan multidimensi Covid ini kepada orang-orang kelompok masyarakat yang tidak mau paham atau tidak mau paham.
"Dan kita tidak boleh marah ya namanya juga masyarakat, (semoga saya) diberi kesabaran aja terus," tuturnya.
Sementara itu, Ridwan meringkas terkait penanganan pandemi di Jabar dalam kurun dua tahun terakhir ini.
Baca Juga: Organda Tolak Wacana Penghapusan BBM Premium
"Saya bicara hikmah aja lah ya. Hikmahnya keberhasilan 2021 karena kepemimpinan 1 komando. 2020 dulu tercerai-berai PBB itu pilihan sekarang ke PPKM tidak berlebihan 1 komando. Perbedaan 2020 vaksin nggak ada 2021 vaksin melimpah, itu menjadi benteng pertahanan kan begitu," tuturnya.
Selanjutnya, refocusing 2021 lebih bagus, lebih tepat sasaran dan begitu makanya semua indeks-indeks informasi pun positif seperti Indeks ekonomi positif karena vaksinasi tinggi.
"Jadi kita syukuri ending di 2021 ini. Allah memberikan banyak berita baik yang harus kita jaga di 2022 dengan kewaspadaan ya. Dulu, teori oksigen 2021 kita gelagapan sudah harus ke Cina ke mana sekarang sudah mantap presentasinya sudah dihitung kita punya oksigen generator ada banyak di rumah sakit kita beli, insyaallah lebih siap," ucapnya.***
Artikel Terkait
Penghapusan Premium dan Pertalite Tuai Sejuta Pertanyaan 'Siasat Apa?'
PMII Kab Bogor: Permensos Anggap KPM Sebagai ‘Raja’, Beda dengan Kecamatan Parung
Pasang Baleho di Semeru, Putri Kandung Megawati Terancam Turun. Ini Kata Rocky Gerung
Lapor Polisi Buat Viral, Pemuda Asal Jogja Lukai DIri Sendiri hingga Buat Laporan Palsu
Tidak Efisien, Mensos Risma Sebut Dirjen Fakir Miskin TIdak Dibutuhkan
Tahun 2021, Ledakan Kasus Tindak Pidana Umum Penyalahgunaan Narkoba Terjadi di Cianjur
Wow, Kini Satu Suara Sah Parpol Naik Jadi Rp 6 Ribu
Organda Tolak Wacana Penghapusan BBM Premium
Prostitusi Online Daring Masih Jadi Tren di Era Pandemi
Tahun Baru, Bima Arya Luncurkan Kebijakan Persempit Ruang Gerak Masyarakat