Bogor Times- Siapa yang tidak ingin sukses mendidik anak. Khususnya ketika anak di Usia Dini.
Kehawatiran keluarga dalam mendidik anak usia dini tentu menjadi masalah yang serius diperbincangkan oleh para ahli anak. Tak ada para ahli pendidikan.
Itulah alasan terbentuknya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini mengisi warga dunia pendidikan higga saat ini.
Baca Juga: Kiai As'ad Ali Siap Memperkuat Aswaja Dunia Dan Mensinergikan SDM NU.
Penting diketahui. Setiap anak memiliki tahap perkembangannya yang harus diperhatikan pendidik PAUD
Terdapat lima aspek perkembangan anak usia dini yaitu fisik dan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional, perkembangan moral, dan perkembangan kognitif.
Dosen Program Studi Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Renti Aprisyah mengatakan bahwa aspek perkembangan anak usia dini tersebut, hal yang patut untuk diremehkan.
Baca Juga: Cibir Anies, Ferdinand Hutahaean: Jangan Mimpi Jadi Presiden
Aspek perkembangan anak usia dini tersebut juga harus disesuaikan dengan capaian-capaian yang ingin dinilai.
Jadi lebih lanjutnya adalah dari kelima aspek tersebut, pelaksanaan pembelajaran di PAUD itu harus ada. Jadi ini gambaran yang ideal, dan ketika kita masuk ke sekolah memastikan bahwa pendidik, guru, atau pemberi layanan. Itu harus memahami lima aspek capaian perkembangan. Jangan sampai teman-teman ketika memasukkan anak, mereka tidak tahu capaian perkembangan anak usia dini," ujarnya saat mengisi seminar web Pendidikan Anak Usia Dini, Dulu, Kini, dan Nanti diakses Jumat pada (31/12/2021).
Ketika masyarakat, khususunya guru dan orang tua, ingin memberikan pelayanan pendidikan kepada anak maka mereka harus khatam terkait aspek capaian perkembangan, karena hal itu merupakan dasar dari pendidikan anak usia dini. Ia pun menegaskan bahwa seorang guru atau semua orang yang berkaitan dengan pendidikan usia dini, harus mengetahui kelima aspek tersebut.
Baca Juga: Waspada Sampo Palsu, Polisi Amankan Barang Palsu Senilai Rp 4,7 M
Jadi lima aspek ini harus disesuaikan dengan tahapan, jadi misalnya tadi fisik motorik, teman-teman harus dilihat dari nol sampai usia delapan tahun, banyak ternyata PR-nya Teman-teman. Jadi dalam satu bahasa, aspek perkembangan saja bisa dibilang enggak akan habis-habis materinya," jelasnya.
Menurut dia, naiknya berat badan tersebut menunjukkan perkembangan fisik. Kalau dilihat dari perkembangan berat badan anak, kalau dilihat dari keberhasilan dalam mengembangkan kemampuan motorik.
Jadi misalnya kalau untuk simpelnya bagaimana sih kita melihat perkembangan fisik anak usia dini. Fisik anak usia dini itu kita bisa melihat secara langsung dengan pertumbuhan bentuk badan, jadi misalnya dari ukuran dua kilogram jadi 10 kilogram." ujarnya pada webinar yang diadakan NU Online dan Unusia.
Artikel Terkait
Kasus Prostitusi Online, CA Ditetapkan Polda Metro Jaya Sebagai Tersangka
Kronologi Penangkapan Artis Sinetron CA
Diduga Lakukan Ujaran Kebencian, Polisi Berjanji Proses Habib Bahar dengan Transparan dan Terbuka
Jaga Marwah Institusi Negara, Oknum TNI Datangi Habib Bahar, Fadlizon Kritisi : TNI Harus Faham Tukpoksi
Dugaan Ujaran Kebencian Habib Bahar Berbuntut Panjang, Polisi Tetapkan 5 Saksi Julkifli Sinuhaji
BPJPH Tentukan Tarif, Usai 2024 SEmua Prodak Wajib Bersertifikasi Halal
Polisi Berjanji Usut Tuntas Bahar smit dan Eggy Sudjana dalam Kaus Ujaran Kebencian
Astagfirullah! Dua Oknum TNI Perkosa Perempuan
Waspada Sampo Palsu, Polisi Amankan Barang Palsu Senilai Rp 4,7 M
Cibir Anies, Ferdinand Hutahaean: Jangan Mimpi Jadi Presiden