• Kamis, 21 November 2024

Simak Kekejasam ISIS, Mengaku Islam Namun Kejam Seperti Setan

- Minggu, 10 April 2022 | 19:01 WIB
Penyiksaan. (Pixabay)
Penyiksaan. (Pixabay)

Bogor Times- Seorang fotografer liputan perang asal Prancis menceritakan kisah tragis yang dialami usia diculik kelompok ISIS.

Setelah disiksa, kelaparan, dan diseret melalui darah sesama tahanan, fotografer bernama Edouard Elias diculik oleh ISIS di Suriah pada 2013.

Dia mengatakan, dirinya bersama sandera lainnya berusaha bunuh diri setelah mendapat kekerasan oleh kelompok ISIS.

"Kami menemukan kantong plastik dan tali, kami mencoba menemukan cara untuk bunuh diri," kata Edouard Elias ketika bersaksi dalam persidangan federal terhadap salah satu penculiknya, El Shafee Elsheikh.

Elsheikh merupakan pemimpin plot penculikan yang mengakibatkan pembunuhan pekerja bantuan AS, Kayla Mueller dan Peter Kassig serta jurnalis James Foley dan Steven Sotloff.

Elias yang disandera bersama para korban Amerika, melepas kacamatanya beberapa kali dan mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya saat dia mengingat dan menggambarkan kekejaman 10 bulan di penangkaran yang terjadi hampir satu dekade lalu.
Dia menggambarkan bagaimana mereka mengenakan seragam militer hijau dan sepatu bot, mengenakan topeng hitam dan membawa pistol Glock.
Mereka bekerja sebagai tim saat mereka menyiksa tawanan, mendorong para tawanan, sambil menertawakan penderitaan para tawanan.

Elias mengatakan dia termasuk di antara mereka yang dipaksa menyanyikan lagu Hotel California, dengan penekanan khusus pada lirik 'you can never leave.'
"Mereka mengulanginya lagi dan lagi, sambil tertawa, aku tidak bisa mendengarkan lagu itu lagi," katanya.

Baca Juga: Samsung Galaxy A03 Dengan Kamera 48MP, Cuma Sejutaan! [PR]

Fotografer itu diculik pada Juni 2013 bersama rekan jurnalis Didier Francois, satu jam setelah melintasi perbatasan dari Turki.
Lima teroris ISIS dengan topeng dan senapan AK-47 menutup mata mereka dan memaksa mereka masuk ke sebuah truk di mana mereka dibawa ke penjara darurat di kota Aleppo.
Baca Juga: Peringatkan Industri yang Masih Gunakan BBM Subsidi, Menteri ESDM: Solar Hanya untuk Masyarakat Membutuhkan

Elias dituduh sebagai mata-mata CIA, seorang teroris ISIS mengarahkan senapan ke lehernya, menarik pelatuk hanya untuk menerornya.
Dalam kesaksiannya, dia ditempatkan di sel, dengan posisi dirantai dan tidak diberi makan minum selama tiga hari.
Ketika dia menutup matanya, seorang pria bertopeng akan masuk ke dalam sel dan memukulinya.
Jeritan tawanan lainnya yang disiksa juga membuatnya tetap terjaga. Tetapi yang lebih membuat mengerikan, ketika suara jeritan itu tiba-tiba hening tanda kalau tawanan tersebut tewas.

Pixabay/sammisreachers

"Saya sangat takut karena saya pikir saya akan menjadi yang berikutnya," katanya.
Dia dibawa ke tempat lain yang disebut Rumah Sakit Mata, di mana dia bisa melihat para tahanan dianiaya melalui celah jendela selnya.
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Segera Meluas ke Eropa Usai Pernyataan Blunder NATO

Baca Juga: Samsung Galaxy A03 Dengan Kamera 48MP, Cuma Sejutaan! [PR]

"Anda bisa melihat darah mereka di mana-mana, ketika mereka membawa saya keluar dari ruangan untuk diinterogasi, mereka menyeret saya dengan melewati darah-darah para korban yang mengalir di lantai," ujar Elias bersaksi.
Tahanan baru terus berdatangan. Dia ingat bertemu fotografer Denmark Dan Rye yang disandera selama 398 hari.
"Dia tidak seperti manusia, hanya mayat, seperti tubuh yang hampir tidak bernafas," kata Elias sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Daily Mail.

Saat dia bersaksi, keluarga korban Amerika terdengar menangis di ruangan. Elsheikh duduk diam, sesekali mencatat.
Elias mengatakan dia bertemu teroris sadis di penjara berikutnya, mereka bertanya tentang kondisinya.
Baca Juga: Jokowi Minta Anak Buah Jelaskan ke Rakyat Soal Pemilu 2024: Jangan Sampai Muncul Isu Penundaan atau 3 Periode
Elias kemudian memberi tahu mereka bahwa dia kelaparan dan membutuhkan makanan dan ada kutu di celananya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Imam Shodiqul Wadi

Rekomendasi

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB
X