Bogor Times,Jakarta-Banyak orang yang menggunakan Aspirin untuk mencegah serangan jantung. Namun, hal ini masih harus perlu dikaji.
Aspirin dikenal sebagai salisilat dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID).Cara kerja obat ini dengan menghalangi zat alami tertentu di tubuh guna untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
Pedoman baru tidak lagi merekomendasikan konsumsi aspirin setiap hari untuk orang berusia 60 tahun ke atas. Orang berusia 40 hingga 59 tahun hanya boleh meminumnya jika berisiko tinggi mengidap penyakit kardiovaskular.
Jika orang dalam rentang usia 40 hingga 59 tahun hendak mengonsumsi aspirin untuk mencegah stroke dan serangan jantung maka mereka diminta untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Para ahli juga menyampaikan bahwa konsumsi aspirin untuk pasien di atas usia 75 tahun hanya memberikan sedikit manfaat
Menurut para peneliti dari European Society of Cardiology, penggunaan aspirin dikaitkan dengan 26 persen risiko gagal jantung pada orang yang memiliki setidaknya satu faktor atau kondisi predisposisi.
Aspirin merupakan salah satu obat untuk meredakan nyeri, demam, dan peradangan paling populer di dunia.
Faktor predisposisi yang dipertimbangkan dalam penelitian ini termasuk tekanan darah tinggi, merokok, diabetes, obesitas, kolesterol tinggi dan penyakit kardiovaskular.
Namun, para peneliti juga mencatat bahwa pengaruh aspirin pada gagal jantung masih kontroversial.
Penelitian tersebut dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi korelasi antara keduanya, pada orang dengan dan tanpa penyakit jantung.
“Ini adalah studi pertama yang melaporkan bahwa di antara individu dengan setidaknya satu faktor risiko gagal jantung," kata penulis studi Dr. Blerim Mujaj dari Universitas Jerman, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Arabiya, Jumat, 26 November 2022.
"Mereka yang mengkonsumsi aspirin lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi tersebut daripada mereka yang tidak menggunakan obat tersebut,” katanya.
"Sementara temuan memerlukan konfirmasi, mereka menunjukkan bahwa hubungan potensial antara aspirin dan gagal jantung perlu diklarifikasi," tambahnya.
Analisis ini melibatkan lebih dari 30.000 orang yang berisiko mengalami gagal jantung yang semuanya terdaftar dari Eropa Barat dan AS.
Di mana peserta berusia 40 tahun ke atas dan bebas dari gagal jantung.
Rata-rata usia peserta penelitian adalah 67 tahun dan 34 persen di antaranya adalah perempuan.