• Minggu, 24 November 2024

Semasa Hidup Habib Abu Bakar, Tetapkan Rukun Agama Ada Empat

- Kamis, 28 Juli 2022 | 13:18 WIB
Habib Abu Bakar (Instagram/@habibabubakar)
Habib Abu Bakar (Instagram/@habibabubakar)

Bogor Times- Sanad keilmuan Habib Abu Bakar tak terhenti hanya kepada ulama Hadramaut dan Hijaz saja. Lebih dari itu, beliau telah melancong ke berbagai negeri seperti Mesir, Syam, Yordania hanya untuk mendapatkan sanad keilmuan dari ulama-ulama tersohor di sana.


Mahakarya yang terlahir dari tulisan beliau sangatlah banyak, kegigihannya dalam mengabdi kepada umat menyerupai para salafus salih. Bagaimana tidak? Karya-karyanya saja sudah mencapai 150 lebih yang mencakup berbagai disiplin ilmu, seperti fikih, sejarah, sastra, jurnalistik, dakwah, kebudayaan, metodologi, dan lain-lain.


Habib Abu Bakar dan Fiqh Tahawwulat
Popularitas Habib Abu Bakar dan ilmu Fiqh Tahawwulat merupakan hal yang tak asing di kalangan para cendekiawan Islam di timur tengah. Fiqh Tahawwulat ialah keyakinan bahwa mengetahui tanda-tanda hari kiamat merupakan rukun agama keempat.


Dalam hal ini, beliau bertolak belakang dengan opini mayoritas ulama yang mengatakan rukun agama ada tiga (Iman, Islam, dan Ihsan). Meski begitu, ideologi dan ijtihad Habib Abu Bakar tidak menjadikannya keluar dari agama Islam, karena tidak setiap perbedaan dalam syariat menunjukan adanya kekufuran.


Lantas, hal apa yang mendasari Habib Abu Bakar sehingga berpendapat dan mengambil kesimpulan bahwa rukun agama ada 4, dan yang ke-4 ialah mengetahui tanda-tanda kiamat?


Jawabnya ialah karena beliau mengambil dalil dari hadits Jibril, yaitu hadits pertama yang termaktub pada Hadits Arbain Nawawi. Singkatnya, seusai malaikat Jibril bertanya perihal Iman, Islam, dan Ihsan kepada Nabi, Jibril kembali bertanya mengenai kapan hari kiamat.

Lalu Nabi menjawab, "Yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang bertanya!" kemudian Jibril melanjutkan pertanyaannya, "Lantas apakah tanda-tanda dari kiamat itu sendiri?" sontak Nabi pun langsung menjelaskan tanda-tanda kiamat.


Demikianlah dalil yang menjadi sandaran Habib Abu Bakar, sehingga berkeyakinan bahwa mengetahui tanda-tanda kiamat adalah hal yang lazim, karena ia termasuk rukun agama.

Dari sini kita bisa melihat, bahwa keluasaan cara berfikirnya melampaui pemikir cendekiawan mana pun di era modern sekarang.


Manfaat lahirnya istilah Fiqh Tahawwulat ialah membuktikan kebenaran hadits Nabi perihal munculnya tanda-tanda kiamat di akhir zaman.

Fiqh Tahawwulat tidak terlahir begitu saja, namun terlahir setelah mengkaji dan menelaah tasfir ayat-ayat Al-Qur'an, Sunnah Nabi, serta Atsar para sahabat.
Demikian paparan biografi cendikiawan Islam era modern Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur, kiprahnya dalam dunia keilmuan Islam telah memberikan banyak manfaat terhadapa umat.


Sebelum meninggal ia  bertempat tinggal di Jeddah-Arab Saudi, walau begitu beliau tetap memimpin lembaga pendidikan yang didirikannya di Hadramaut, serta tetap meneruskan estafet dakwah Nabi via seminar, surat kabar, televisi-televisi internasional dan lain-lain.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Usman Azis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB
X