Bogor Times- Soal kontroversi ada atau tidak adanya jin, Profesor.Dr. KH. Quraish Shihab mengungkapkan pendapat ulama yang Masyhur.
Salah satunya adalah Ibnu Sina (980-1037 M) dalam risalahnya menyangkut Definisi Berbagai Hal, menyebutkan bahwa jin adalah binatang yang bersifat hawa yang dapat mewujud dalam berbagai bentuk.
Pendapat Ibnu Sina tersebut diterjemahkan oleh Fakhruddin Ar-Razi bahwa definisi yang dikemukakan oleh Ibnu Sina hanyalah penjelasan tentang arti kata jinn.
Baca Juga: Jin Menurut Kajian Ahli Tafsir Prof. dr. KH. Quraish Shihab
Sedangkan jin itu sendiri tidak memiliki eksistensi di dunia nyata. Para filsuf penganut pendapat di atas berdalih bahwa jika jin memang ada wujudnya, ia tentu mengambil bentuk makhluk halus atau kasar.
Quraish Shihab mencatat, ketika seseorang menyatakan bahwa jin adalah makhluk halus, maka kehalusan yang dimaksud tidak harus dipahami dalam arti hakikatnya demikian, tetapi penamaan itu ditinjau dari segi ketidakmampuan manusia untuk melihatnya.
Jika demikian, bisa jadi jin merupakan makhluk kasar. Tetapi karena keterbatasan mata manusia, maka ia tidak terlihat, jadi bahasa manusia menamakannya sebagai makhluk halus.
Baca Juga: Dianggap Langka, Ternyata Duren Parung Tumbuh Kembang di Cigudeg
Pandangan kedua ialah, pakar-pakar Islam yang justru sangat rasional tidak mengingkari bahwa ayat-ayat Al-Qur’an berbicara tentang jin, tetapi mereka memahaminya tidak dalam pengertian hakiki.
Paling tidak, ada tiga pendapat yang menonjol dari kalangan ini menyangkut hakikat jin.
Pertama, memahami jin sebagai potensi negatif manusia.
Karena menurut pandangan ini yang membawa manusia pada hal-hal positif ialah malaikat, sedangkan jin dan setan sebaliknya. Pandangan ini juga menilai bahwa jin tidak memiliki wujud.
Baca Juga: Bagaimana Hukum Akad Nikah Bagi Wanita Yang Dalam Keadaan Haid?
Kedua, memahami jin sebagai virus dan kuman-kuman penyakit. Namun pandangan ini mengakui eksistensi jin.
Ketiga, memahami jin sebagai jenis makhluk manusia liar yang belum berperadaban. Dari ketiga pandangan tersebut, sekilas bisa dipahami bahwa jin merupakan makhluk yang mewujud pada sesuatu.
Namun, keberadaan jin sendiri diterangkan dalam Al-Qur’an bahwa, “Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat [51]: 56) Karena diciptakan, tentu wujudnya ada.
Baca Juga: Nama Terbaik Untuk Anak, Simak Cara Syariat Islam dalam Penamaan Anak
Perbedaannya ialah, manusia diciptakan dari unsur tanah, sedangkan jin diciptakan dari api. Menurut Quraish Shihab, iblis dalam Al-Qur’an diterangkan dari jenis jin. Namun demikian, iblis maupun setan mempunyai karakteristik tersendiri sehingga tidak semua makhluk jin adalah iblis atau setan. ***
Artikel Terkait
Boleh Onani dalam Islam, Simak Ketentuannya
Nama Terbaik Untuk Anak, Simak Cara Syariat Islam dalam Penamaan Anak
Pentingnya Amanah dan Sikap Adil dalam Islam
Wisuda ke-74 UIKA luluskan 21 wisudawan/wisudawati dari program studi komunikasi dan penyiaran islam
Pelantikan SEMA dan P2UM Fakultas Agam Islam UIKA Bogor
Takbir keliling, Bukan Pamer Obor, Dalam Menyambut Tahun Baru Islam
Wow! Ibadah Paling Ringan Dilakukan Terbaik Menurut Islam
Satu Atap Dua Istri, Haram Dalam Islam, Simak Penjelasannya
KPI UIKA Undang Selebgram Dalam Webinar Pentingnya Belajar Komunikasi Dalam Islam
Peringati Tahun Baru Islam, Kelompok KKN-Demic 19 Adakan Perlombaan