Bogor Times-Pria berinisial MS (38 tahun) itu menjadi perbincangan hangat di media sosial, saat membakar rumahnya saat penyakitnya kambuh.
Rumah tersebut terletak di tengah kebun pisang milik orang tuanya yang berada di Dusun Kabatmatren, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur.
Kejadian bermula pada tengah malam saat dia mulai membakar kasur, kemudian api membesar dan menghanguskan seluruh rumah, mulai dari sepeda motor, kasur, lemari pakaian, dan pakaian serta kayu di bagian atas rumah, kamar tidur dan ruang tamu.
Kepala Sentra Mahatmiya, Sri Wibowo memfokuskan kepada Penyuluh Sosial untuk melakukan penyelidikan mendalam terhadap MS.
“Lakukan asesmen komprehensif mengenai MS, fasilitasi Adminduk, dan jika memungkinkan arahkan untuk berwirausaha, serta koordinasi dengan Puskesmas setempat mengenai pengobatannya,” katanya.
Saat didatangi, kondisi MS sudah stabil setelah dirawat di Puskesmas setempat. Dia juga tidak memiliki masalah dalam kesulitan berkomunikasi. Seperti untuk menjelaskan awal kejadian.
"Obate entek Mas,makane aku mumet, pengen wae ngobong kasur (maksudnya obatku habis Mas, makanya saya pusing, sengaja saya mau membakar kasur),” MS menegaskan dalam bahasa Jawa.
Didapati bahwa obat yang diminum olehnya sudah habis sebelum kejadian.
Hal ini dibenarkan oleh salah satu kerabatnya. Lima tahun lalu, MS dirawat di rumah sakit selama 10 hari di Puskesmas Licin karena gangguan jiwa yang dialaminya.
Dia hanya pergi ke pusat kesehatan setempat untuk berobat dan menerima obat untuk diminum setiap hari. Dia saat ini tidak bekerja, tidak memiliki kegiatan yang signifikan untuk menghidupi dirinya sendiri.
Tim merujuknya ke startup dan menawarkan dukungan kewirausahaan, tetapi dia menolak saat itu. "Sesok ae mas nek aku wes mari." (Besok saja mas kalau saya sudah selesai)", katanya.
MS sudah mempunyai KTP dan BPJS, tetapi terbakar saat kejadian. Tim juga berkoordinasi dengan dinas sosial dan perangkat desa.
Untuk mengecek kembali, Sentra Mahatmiya menawarkan dukungan berupa makanan siap saji, lauk pauk, peralatan masak, kasur dan pakaian yang layak serta anggota keluarga yang bersedia, menjadi pengontrol perawatan medis untuk MS Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa, MS minum obat secara teratur agar penyakitnya tidak kambuh.
Selain itu, Sentra Mahatmiya Bali akan terus memantau perkembangan kondisi kesehatan mental MS melalui keluarganya dan memberikan dukungan awal jika MS bersedia bekerja.(Ayyoehan Fadiya Annisa)***
Artikel Terkait
Pendapat Imam Malik, Orang Muslim Boleh Pilihara Anjing dengan Syarat
BKSM Maksimalkan Kinerja ASN dengan Simantap
INSPIRA Bogor Minta Kejagung Selidiki "Main Mata" KPK dan DPRD Kab. Bogor.
Ogah Tunggu Peresmian, Pengendara Buka Paksa Pembatas Jalan Flyover Kopo
Pedagang Terjerat Rentenir, Modal Tak Berputar, Kebutuhan Mahal, Tunggu Gulungtikar
Syekh Abu Bakr Asy-Syibbii: Peduli pada Kucing Malang Mewari Ampunan Tuhan
Adu Mulut di Medsos, Satu Siswa Tewas dalam Tauran
Belasan Rumah Rusak, Pergeseran Tanah Landa Kabupaten Bogor
Info Loker, PT KAI Buka Lowongan di 3 Kota Besar, Simak Syarat dan Tahapannya.
KPI UIKA Gelar Pembekalan Jurnalis Islam Bersama Praktisi MNC dan Pakar Media Islam Asal Malaysia
Oprasi Pekat, Pol PP Kabupaten Bogor Sita Puluhan Miras
Pemkab Bogor Upayakan Maksimal Penanganan Bencana, Kampung Curug DItetapkan Area Rawan Bencana
Terdesak Kebutuhan Organisai, Polres Kabupaten Bogor Rotasi Tiga Kapolsek
Tidak Jua Dikabulkan, Mahasiswa Ancam Kembali Aksi
Ormas Kota Tangerang Selatan Melaksanakan Kegiatan Jumat Berkah Berbagi.
Keisya Levronka Akui Tak Sakit Hati, Tidak Kuasai Lagu Sendiri
Roro Fitria Singgung soal Ketidaksetiaan
Mall ITC BSD Serpong Disantroni Perampok Bersenpi
TNI Angkatan Laut Gagalkan Penyelundupan Sabu
ODGJ Bakar Rumah, Moto dan Perabot Rumah Raib Dilalap Api