• Kamis, 21 November 2024

Aksi Heroik Santri Indramayu, Laporkan Tindakan Asusila Pimpinan Yayasan ke Polisi

- Minggu, 2 Oktober 2022 | 20:23 WIB
Santri menjawab panggilan Polisi (Istimewa/Bogor Times)
Santri menjawab panggilan Polisi (Istimewa/Bogor Times)

Bogor Times-  Kehawatiran adanya banyak korban asusila di lembaga pendidikan pesantren, beberapa santri Pondok Pesantren SAAB melapor dan buka mulut saat ditanya polisi. Beberapa santri tersebut antara lain AM, AL, HM, ADM, SL dan beberapa kawan lainnya.

Diawali dari AM, Ia melaporkan tindakan petinggi yayasan yang kemudian dibuktikan oleh teman-temannya di kantor Polres Indramayu, pada Jumat 30 September 2022.

Kepada media, HM mengaku tenang atas dugaan tindak asusila yang dilakukan KBS di area Pondok Pesantren.

“Karena penanganan pihak berwajib Insya Allah saya yakin bisa adil jadi saya bisa tenang. Saya pasrahkan pada pihak polisi bagian Reskrim Polres Indramayu,” kata Hamdi usai membuktikan polisi pada Jumat 30 September 2022.

Baca Juga: Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai Laga Arema vs Persebaya, Ratusan Suporter Tewas

HM mengaku ditanya oleh penyidik ​​beberapa masalah. Proses berjalan hingga beberapa jam.

“Saya ditanyai penyidik ​​sejak jam Satu (13.00 WIB,red ) hingga Lima (17.00WIB,red) sore. Saya bersama AL dan sebelumnya AM yang merupakan pelapor,” kata HM.

Menurut HM, upaya berani itu diambilnya karena alasan kuat. Yaitu untuk melindungi para santri-santri lainnya yang saat ini masih menimba ilmu di Pondok Pesantren tersebut.

“Saya lebih tenang, karena sudah ada yang mengurus dan menindak lanjuti. ini untuk melindungi kita bersama, dari kita membiarkan orang terjerum ke jurang yang lebih dalam, makanya saya menganggap ini cara yang lain,” bebernya.

Baca Juga: Ratusan Suporter Tewas, Simak Bahaya Gas Air Mata


Selain itu, sambung HM, upaya pelaporan tersebut diyakini sebagai solusi masalah di lembaga internal pendidikan. Karena KBS sebagai terduga pelaku tidak pernah mengakui perbuatannya sehingga tindakan tidak terpujinya kemungkinan terulang kembali.


“Saya jujur ​​awalnya sakit hati dan dendam, tapi saat ini sudah tidak ada saya berharap pelaku mengakui kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi dan berusaha untuk sembuh. Karena kesembuhan itu bisa dari kemauan diri sendiri,” ucap Hamdi.


Ia juga menilai para pengurus sudah mengetahui hal tersebut. Namun, berdalih itu menutup hingga bermunculan para korban lainnya. Karenanya berharap adanya dukungan dari para orang tua murid.

Baca Juga: Ratusan Suporter Tewas, Simak Bahaya Gas Air Mata


 “Para orang tua korban tetap semangat, dengan semangat masalah in tidak akan bertele-tele. Jika hanya didiamkan maka tidak akan selesai. Jadi jangan takut,” tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ahmad Fauzi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB
X