Bogor Times- Komnas HAM melaporkan temuan awal kasus kematian ratusan suporter dalam tragedi Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober 2022 lalu.
Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan dan Penyielidikan Choirul Anam mengatakan pemicu kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pascapertandingan Arema melawan Persebaya Surabaya tersebut bukan didasari adanya serangan suporter terhadap pemain Singo Edan.
Anam yang turun langsung menemui Aremania dan pemain Arema FC menjelaskan tak ada kekerasan suporter terhadap anak asuh Javier Roca tersebut.
Baca Juga: Cabuli Adik Ipar, Pria Usia 18 Tahun Diciduk Polisi
“Yang kita telusuri, setelah bertemu dengan beberapa Aremania dan pemain, suporter yang merangsek masuk ke lapangan itu karena ingin memberikan semangat untuk pemain,” kata Choirul Anam dalam keterangan video yang diunggah kanal YouTube Humas Komnas HAM RI.
“Kami (Aremania) ingin memberi semangat walaupun Arema kalah, ini Satu Jiwa, ayo Arema jangan menyerah,” ujar Anam menirukan pernyataan Aremania yang masuk ke lapangan menemui pemain.
Selain itu, hal itu juga dibuktikan dengan tidak adanya pemain yang terluka akibat kerusuhan tersebut.
Baca Juga: Bandar Narkoba Kaderisasi Usia Produktif
“Jadi tidak ada pemain yang luka, kalau ada informasi bahwa suporter yang mau menyerang pemain itu, pemainnya bilang bahwa tidak seperti itu, dan suporternya juga bilang tidak seperti itu,” tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com.
Menurut dia, berdasarkan video detik-detik kerusuhan yang terjadi, serta keterangan tambahan yang diperoleh Aremania dan perangkat pertandingan, situasi di menit-menit awal suporter turun ke lapangan masih terkendali.
Namun, kata dia, dari keterangan beberapa pihak, situasi terkendali itu berubah seper sekian menit menjadi kericuhan akibat petugas keamanan menembakkan gas air mata yang berdalih untuk mengurai massa.
Baca Juga: Laporkan Komika, Brigitta: Saya Hanya Jaga Nama Baik
"Itu sebenarnya sekian menit itu kondisi lapangan terkendali. Kami sayangkan ini, kondisi ini kok ricuh. Apalagi kericuhan itu, banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami, itu akibat (tembakan) gas air mata," ujar Anam.
Akibat tembakan gas air mata itu, diakui Anam membuat suporter panik dan terkonsentrasi untuk segera meninggalkan stadion Kanjuruhan.
Namun, di saat bersamaan, ada pintu yang terbuka sempit dan pintu yang masih tertutup, sehingga membuat banyak jatuh korban karena berdesak-desakan dan kehabisan oksigen.
Baca Juga: Usai Bergerak Maraton, Kapolri Janjikan Tersangka Insiden Stadion Kanjuruhan Segera Ditetapkan
Sementara sampai saat ini, Polri akan berfokus pada unsur kelalaian yang menyebabkan kematian suporter untuk menetapkan tersangka dalam tragedi tersebut.
"Fokus kita, sesuai dengan perintah Bapak Kapolri, bagaimana tim ini membuktikan unsur 359 KUHP harus terpenuhi syarat formil dan materiil," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo di Mapolresta Malang, Rabu.***
Artikel Terkait
Siswa SD Tersambar Petir hingga Tewas
Gelar Pasukan Oprasi Zebra Lodaya 2022, Kapolres: Lakukan Secara Profesional
Aksi Solideritas Bonek, Gelar Doa Untuk Korban Tragedi Kanjuruhan Malang
Anak 11 Tahun Kehilangan Kedua Orang Tua Usai Kerusuhan, M Alfiansyah: Saya Lihat Ayah Jatuh
Motor Plat Merah Aset Pemda Untuk Jual Narkoba, AA Diciduk Polisi
2023 KUR Akan Alami Kenaikan Hingga Rp460 triliun.
Al-Quran Tidak Dibukukan Era Rosulullah, Mengapa? ini Alasannya
Wujud Malaikat, Inilah Gambaran Penampakan dan Tugasnya
Inilah 20 Malaikat yang Selalu Dekat dengan Manusia
Puluhan Ribu Warga Papua Gelar Doa untuk 182 Almarhum Suporter Arema
Usai Bergerak Maraton, Kapolri Janjikan Tersangka Insiden Stadion Kanjuruhan Segera Ditetapkan
Ratusan Pengendara di Bogor Terjaring Oprasi Lodaya
Usai Ringkus Pencuri Matrai, PT Pos Indonesia Beri Penghargaan Kapolresta
Rekomendasi Ucapan HUT Ke 77 TNI, Ayo Buat Status!
Kisah TNI Selamatkan Balita dan Polisi dalam Insiden Maut Stadion Kanjuruhan
Cabuli Adik Ipar, Pria Usia 18 Tahun Diciduk Polisi
Politisi Nasdem Laporkan Komika
Laporkan Komika, Brigitta: Saya Hanya Jaga Nama Baik
Bandar Narkoba Kaderisasi Usia Produktif
Beredar Opini Tersangka TPPO Ayah Sejuta Anak Tak Merasa Bersalah Atas Perbuatannya, Kasat Reskrim Polres Bogo