• Senin, 25 November 2024

Kenali Masa Nifas dalam Mazhab Syafi’i

- Selasa, 8 November 2022 | 09:53 WIB
Ilustrasi Darah Haid (Pixabay)
Ilustrasi Darah Haid (Pixabay)

Bogor Times- Penting diketahui oleh para muslimah. Masa Nifas dalam Mazhab Syafi’i Nifas merupakan pendarahan yang terjadi mengiringi persalinan. Hanya saja masa nifas tiap perempuan berbeda-beda.

Sebagian perempuan mengalami nifas sekejap lalu tidak ada lagi darah nifas yang keluar. Sedangkan sebagian perempuan mengalami pendarahan nifas lebih dari sehari. Masa nifas perempuan menurut kajian Mazhab Syafi’i berlangsung atas tiga jenis, masa nifas tercepat, masa nifas pada umumnya, dan masa nifas terlama.

Taqiyuddin Al-Hishni dalam Kitab Kifayatul Akhyar menyebutkan sebagai berikut: Baca Juga: Sanksi Hubungan Badan saat Istri Haid atau Nifas

وأقل النفاس لحظة وأكثره ستون يوما وغالبه أربعون يوما

Artinya, “Masa nifas paling sedikit seperludahan, paling lama 60 hari, dan umumnya masa nifas berlangsung 40 hari,” (Taqiyuddin Al-Hishni, Kifayatul Akhyar, [Beirut, Darul Fikr: 1994 M/1414 H], juz I, halaman 62).

Ummu Salamah ra menceritakan bahwa perempuan bersalin mengalami masa pendarahan nifas umumnya 40 hari. Artinya, selama itu perempuan nifas menjalani pantangan-pantangan yang dilarang bagi perempuan nifas dalam Islam.

كانت النفساء على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم تقعد بعد نفاسها أربعين

يوما رواه أبو داود والترمذي وصححه الحاكم

Artinya, “Perempuan nifas di masa Rasulullah berdiam setelah nifas 40 hari,” (HR Abu Dawud dan At-Turmudzi serta disahihkan Al-Hakim). Adapun masa pendarahan nifas terlama didasarkan pada riset lapangan. Riset Mazhab Asy-Syafi’i menemukan masa pendarahan nifas terlama berlangsung selama 60 hari. Menurut Mazhab Asy-Syafi’i, pendarahan perempuan nifas yang melewati 60 hari tidak dapat dikatakan lagi sebagai darah nifas, tetapi darah jenis lain, yaitu darah istihadhah atau darah haidh. Baca Juga: Hukum Nifas Perempuan setelah Operasi Sesar 

وأكثره ستون يوما للاستقراء

Artinya, “Masa nifas paling lama 60 hari berdasarkan riset lapangan,” (Al-Hishni, 1994 M/1414 H: I/62). Masa nifas perempuan didasarkan pada riset lapangan. Sedangkan ketentuan bagi perempuan nifas didasarkan pada qiyas terhadap perempuan yang sedang mengalami haidh atau menstruasi.

Artinya, ketentuan bagi perempuan yang haidh berlaku juga bagi perempuan yang sedang mengalami masa nifas.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Usman Azis

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB
X