Bogor Times- Banjir kembali terjadi. Kini, lima desa di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terendam banjir sejak Sabtu (31/12/2022). Hampir 500 warga terdampak dan mengungsi di posko-posko yang disediakan.
Wakil Kepala Satuan (Wakasat) Barisan Ansor Serbaguna Tanggap Bencana (Bagana) Kabupaten Kudus, Susanto mengatakan lima desa yang terendam banjir adalah Desa Jati Wetan, Jati Kulon, Pasuruan Lor, Tanjung Karang, dan Jetis Kapuan. Ketinggian banjir di lima desa tersebut bervariasi, mulai dari setinggi mata kaki hingga perut orang dewasa.
“Banjirnya mulai dari Sabtu (31/12/2022) pagi airnya masuk. Mulai mengungsi Ahad dan Senin,” kata Susanto kepada NU Online, Jumat 6 Januari 2023.
Susanto membeberkan, banjir terus berlangsung hingga kini lantaran intensitas hujan yang tinggi sehingga debit air Sungai Wulan naik.
“Air semakin tinggi nggak bisa keluar akibat dari Sungai Wulan. Sementara pintu yang ditanggulangi untuk pembuangan daerah sini belum berani buka. Ketinggian air masih di atas pintu,” ujar Ketua Satuan Koordinator Rayon (Kasatkoryon) Banser Kecamatan Jati itu.
“Menunggu pintu dibuka, baru air bisa surut. Sedangkan kalau malam masih hujan, air semakin tambah,” tambah dia.
Sejauh ini, kata Susanto, belum ada laporan fasilitas publik yang rusak. Hanya saja, banjir yang menggenangi masing-masing desa cukup mengganggu mobilitas warga setempat.
“Fasilitas masyarakat belum ada yang rusak, cuma rumahnya pada terendam pada ngungsi. Yang paling rendah itu semata kaki, ada yang sampai lutut, dan pinggang. Di Desa Jati Wetan itu sampai perut orang dewasa. Sampai hari ini, airnya tenang jadi nggak bisa kemana-mana,” tutur dia.
Susanto menyampaikan posko pengungsian Kecamatan Jati, Kudus tersebar di beberapa titik meliputi, Aula Klenteng Tanjung Karang (14 pengungsi), Aula Balai Desa Jati Wetan (278 pengungsi), TPQ Khurriyatul Fikri di Desa Pasuruhan Lor (46 pengungsi), Gedung PKK Jetis Kapuan (10 pengungsi), dan Gereja Kristen Muria Indonesia Tanjungkarang (131 pengungsi).
Kendati demikian, Susanto menyebut bahwa masih banyak warga yang memilih untuk tetap tinggal di rumah walaupun kondisi terendam banjir. ****