Bogor Times - Siapa yang tidak tahu Partai Komunis Indonesia (PKI), dari anak kecil sampai dewasa sudah tidak aneh dengan nama PKI dan kekejaman PKI pada waktu itu.
Setiap tanggal 30 September masyarakat Indonesia mengenang hari kelam tentang Gerakan 20 September Partai Komunis Indonesia atau G 30 S PKI.
Taufiq Ismail mengungkap penipuan terbesar yang dilakukan oleh PKI terhadap masyarakat sepanjang sejarah Indonesia.
Taufiq Ismail menceritakan di Channel Youtube Fadli Zon Official tentang tiga ulama yang menjadi korban penipuan PKI pada era 1940 dan 1950.
Ulama tersebut H Misbach ulama asal Solo, Datuk Batuah dari koto Laweh Sumatra Bart dan Haji Adnan dari Tegal.
Menurut Taufiq Bukan tanpa sebab Partai Komunis tersebut memberi iming - imingi demi menarik simpati para ulama terutama tiga ulama tersebut.
Mengatasnamakan pro terhadap rakyat kecil, terutama petani dan buruh Partai Komunis ini bisa menarik perhatian H Misbackh dan kawan - kawan. karena dinilai sejalan dengan ajaran Islam.
Baca Juga: Kemensos Terus Perbaiki Data Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan PBI-JK
“Penipuan yang mereka lakukan, yakni pada tahun 40 dan tahun 50. Ada 3 tokoh ulama, Haji Misbach dari Solo, Datuk Batuah dari Koto Laweh, Sumatera Barat, dan kemudian Haji Adnan dari Tegal. Ketiga kiai ini bersimpati kepada PKI,” ujar Taufiq Ismail yang dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Youtube Fadli Zon Official.
“Lho kok kiai-kiai bersimpati pada PKI? Karena mereka diberitahu oleh orang-orang PKI ‘Kita ini pro kepada rakyat kecil, pro kepada petani-petani, kemudian kita harus memberikan kehidupan yang layak. Nah, ada program Tani Tidak Bertanah dan Buruh yang Dimiskinkan. Itu yang kami perjuangkan' kata PKI kepada ulama-ulama ini. Oh itu cocok sama Islam yang namanya dua itu kaum Dhuafa. Kemudian ulama ini dalam PKI,” jelasnya kemudian.
Alhasil, Taufiq Ismail mengingatkan akan bahayanya buta informasi dan literasi.
Baca Juga: Sertifikat Vaksin Covid-19 Tak Muncul di PeduliLindungi? Begini Caranya
Pasalnya, sang sastrawan beranggapan penyebab Haji Misbach, Datuk Batuah, dan Haji Adnan sampai terjerumus karena akses mereka ke buku-buku dibatasi oleh PKI.
“Jangan salahkan mereka karena pada waktu itu belum ada HP, belum ada komunikasi yang begitu cepat bisa terjadi, kemudian literatur-literatur buku juga sangat terbatas. Ketiga kiai itu dicoba supaya jangan dia membaca buku-buku yang ada itu, jadi tentu saja ketiga kiai ini bersimpati pada PKI.