• Jumat, 22 November 2024

Nusantara Menuju Mercusuar Dunia Islam

- Minggu, 5 September 2021 | 19:06 WIB
Gus Khotimi Bahri _Wk Katib Suriah PCNU dan Komisi Fatwa MUI Kota Bogor (BogorTime.com)
Gus Khotimi Bahri _Wk Katib Suriah PCNU dan Komisi Fatwa MUI Kota Bogor (BogorTime.com)

aa- Tertegun membaca catatan Emha Almaz Limo, yang diposting guruta KH. Manarul Hidayat tentang sudut Ka'bah yang menjadi kiblat umat Islam seluruh dunia.

Seperti kita ketahui bahwa Ka'bah berbentuk kubus yang terdiri dari 4 sudut, yaitu rukun (sudut) Yamani, rukun Iraqi, rukun Syami dan satu lagi sudut yang disitu terdapat Hajar Aswad. Untuk sementara saya sebut sudut (rukun nusantary)
Jika kita berdiri dari sudut-sudut tersebut, maka garis lurus pandangan kita akan mengarah ke Yaman, Iraq dan Suriah yang dulu bernama Syam yang meliputi Suriah, Lenanon, Yordania, Palestina.
Fakatanya, kawasan-kawasan ini pernah menjadi barometer peradaban dunia. Dan pastinya kawasan-kawasan ini menjadi kawasan dunia Islam.

Tiga sudut ini seakan-akan pun melukiskan peta ijtihad kaum muslimin. Dari Basrah mazhab Hanafi tumbuh berkembang kekawasan sekitarnya seprti Turki, Asia Tengah, India dan lain-lain yang berkarakter Hanafi dalam fiqih, dan Maturidi dalam akidah. Dalam intelektualisme tasawuf kitapun bisa melihat dinamika maulawiyah, chystiyah, naqsabandiyah dan lain sebagainya.

Dari Baghdad pula mazhab Hanbali bergerak dikawasan sekitar Hijaz. Dinamika Asyairohpun berkembang bersamaan dengan berkembangnya mazhab fiqih. Tijaniyah dalam dunia thoriqoh yang punya garis demarkasi ketat layaknya kaum Hanabilah (Hanbali) juga lahir dari kawasan Hijaz yang terus berekspansi ke berbagai penjuru.

Damaskus sebagai pusat Syam tentu tidak diragukan lagi posisinya. Dinamika mazhab fiqih dan mazhab akidah tumbuh subur dikawasan ini. Juga dunia tasawuf tidak ketinggalan. Bahkan gerakan intelektualisme besar-besar dengan mengadopsi pemikiran filosofis ala parepatetisme lahir dari kawasan ini. Syam sebagai sentra ilmu pengetahuan tentu menjadi tempat singgahnya mazhab Maliki dari Madinah menuju kawasan Afrika Utara. Jalur sutra Damaskus-Iskandariyah menjadi lintasan thoriqoh Syadiliyah yang dekat dengan ijtihad fiqih ala mazhab Maliki dan besimbiosis dengan kaum Asyairoh.

Yaman bukan nama yang asing. Disamping kuatnya pengaruh mazhab Syafi'ie, juga mazhab Asyairoh dalam akidah kehidupan asketis (zuhud) menjadi cita-rasa daerah ini. Disamping thoriqoh-thoriqoh muktabaroh, Aulawiyah cukup dominan. Dan tentu yang tidak kalah pentingnya, Yaman menjadi benteng kokoh mazhab fiqih Jakfariyah dan Zaidiyah saat ini.

Nah, sekarang sudut yang menjadi tempat awal dan akhir thowaf yaitu sudut yang ada Hajar Aswadnya. Kalau kita berdiri dan mengarahkan pandangan, maka garis lurus akan tertuju kearah Asia Tenggara khususnya Indonesia sebagai penduduk muslim terbesar di dunia. Kawasan ini mazhab Syafi'ie dalam fiqih, Asyairoh wal Maturidiyah dalam akidah cukup dominan. Watak moderat (wasathiyah) dari mazhab-mazhab diatas memungkinan untuk berinteraksi dan bersinergi dengan keragaman budaya dalam payung kaidah : 'almuhafadzah alal qodimil sholeh wal akhdzu bil jadidil aslah'.
Bagaimana kehidupan tasawuf dan dunia thoriqoh? Moderasi keagamaan kawasan ini menjadi tumbuh suburnya thoriqoh. Qodiriyah, Sattariyah, Badlawiyah, Ghazaliyah, Syammaniyah, hanyalah beberama nama dari sekitar 40an thoriqoh muktabaroh yang terhimpun dalam Jatman NU.
Tiga sudut yang merupakan simbol titik kordinat Yaman, Iraq, dan Syam (Suriah) saat ini sedang luluh lantah akibat perang saudara. Penghancurnya adalah kelompok tekstualis, skreptualis yang memahami Islam sebatas permukaan. Membid'ahkan, mengkafirkan adalah ritual resmi kelompok ini. Bahkan tidak jarang terjadi penghalalan darah sesama muslim. Merekalah kelompok yang oleh Rosulullah disebut, sholatnya rajin, puasanya rajin, hafal qur'an tapi pemahaman qur'annya (agama) hanya berakhir dikerongkongannya tidak masuk kehatinya.

Yang masih bertahan adalah sudut yang disitu ada Hajar Aswad (sudut, rukun Nusantary) yang titik kordinatnya lurus mengarah kawasan nusantara. Berbagai macam cara masuk ke kawasan nusantara untuk merusak keharmonisannya. Baik berwajah tahriri, ikhwani, hizby, sawahi (salafi-wahabi) tapi nusantara tetap teguh dan kokoh. Mungkinkah Kawasan Nusantara akan menjadi Mercusuar Dunia Islam? Mungkinkah Cahaya Peradaban Islam adan bersinar dari Nusantara? Kita yang bisa menjawabnya.

Disadur dan diurai ulang oleh : Khotimi Bahri  Wk Katib Suriah PCNU dan Komisi Fatwa MUI Kota Bogor

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mochammad Nurhidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Mencegah dan Mengatasi Korupsi dalam Perspektif Islam

Senin, 4 Desember 2023 | 22:03 WIB

Tips Memilih Buah Jeruk yang Manis

Rabu, 18 Oktober 2023 | 18:59 WIB

Karisma Ulama Yang Telah Runtuh

Jumat, 28 Juli 2023 | 15:27 WIB

Hati-hati! Embrio Kaum Khoarij

Jumat, 28 Juli 2023 | 15:22 WIB
X