• Kamis, 21 November 2024

Kutipan Kisah Cinta Kepada Rasulullah Dari Nenek Tua Asal Madura

- Sabtu, 16 Oktober 2021 | 19:54 WIB
Ilustrasi (Aplikasi Canva)
Ilustrasi (Aplikasi Canva)

Bogor Times - Suatu hari seorang Arab Badui datang menghadap Rasulullah Saw. dan bertanya, “Wahai Rasulullah,

kapan Kiamat tiba?” Rasulullah Saw. tidak segera menjawabnya, karena waktu shalat telah tiba. Beliau segera mendirikan shalat bersama para sahabat.

Usai shalat, beliau berpaling kepada para jamaah dan bertanya, “Mana tadi orang yang bertanya tentang Hari Kiamat?”.

“Aku, wahai Rasulullah,” jawab Arab Badui itu.


“Apa yang telah kau persiapkan untuk menghadapinya?”.

“Demi Allah, aku tidak mempersiapkan amal shalat atau puasa yang banyak. Aku hanya mencintai Allah dan Rasul-Nya".

“Kau akan dikumpulkan dengan orang yang kau cintai".

Anas Ibn Malik yang meriwayatkan hadis ini berkomentar, “Aku belum pernah melihat orang Islam begitu bahagia setelah masuk Islam, seperti saat kami mendengar pernyataan Nabi bahwa siapa pun yang mencintai Nabi maka ia akan digabungkan bersama beliau pada Hari Kiamat".

Baca Juga: Calon Bintang Duet Putri Indonesia, Ribka Sugiarto Digadang Akan Meramaikan Bulutangkis Diajang Dunia.

Lalu apakah hanya para sahabat yang cinta kepada Rasulullah? Tentu tidak. Rasulullah Saw. bersabda: "manusia yang paling sangat dalam kerinduannya kepadaku adalah orang orang sepeninggalku. Mereka ingin mengorbankan hartanya dan keluarganya hanya untuk dapat [melihatku]".

Dahulu di kota Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid agung di kota itu. Ia berwudu, ko masjid, dan melaksanakan shalat dzuhur.

Setelah membaca wirid sekadarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid.

Selembar demi selembar dikaisnya, tidak satu lembarpun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Syahrul Mubarok

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mencegah dan Mengatasi Korupsi dalam Perspektif Islam

Senin, 4 Desember 2023 | 22:03 WIB

Tips Memilih Buah Jeruk yang Manis

Rabu, 18 Oktober 2023 | 18:59 WIB

Karisma Ulama Yang Telah Runtuh

Jumat, 28 Juli 2023 | 15:27 WIB

Hati-hati! Embrio Kaum Khoarij

Jumat, 28 Juli 2023 | 15:22 WIB
X