Bogor Times,Kota Bogor-Kepala Bidang (Kabid) Penagihan Dan Pengendalian Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Anang, menjelaskan, bahwa potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari Pasar Induk Teknik Umum (TU), Kemang, hanya berasal dari Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB), saja.
Paling parahnya lagi, karena alasan kerahasiaan Anang juga tidak mau memaparkan besaran iuran pajak PBB yang sudah disetorkan Pasar TU, setiap tahunnya.
"Selama pasar TU itu ada, ya ada PBB nya. Kalau dari tahun berapa pembayaran PBB dilakukan saya tidak begitu hafal. Tapi yang jelas mereka (Pasar TU, red) membayar PBB. Datanya juga kami ada. Terakhir mereka juga bayar pajak,"kata Anang.
"Peningkatan pajak tidak pada per objek pajak melainkan perzona juga. Ada kenaikan atau tidaknya setiap tahun kita evaluasi dan disesuaikan dengan harga pasar,"ujar kabid saat ditemui di Bapenda pada Jumat (09-10-2020).
Selain mengaku lupa terkait jumlah besaran PBB yang sudah dibayarkan Pasar TU. Anang juga tidak mau menunjukkan bukti pembayaran SPPT PBB, milik PT Galvindo Ampuh.
Ketika wartawan ini, minta bukti pembayaran pajak itu, Anang pun buru-buru mencari alasan bahwa itu adalah rahasia. Kabid juga mencontohkan, Denny Siregar yang memprotes saat data pribadinya bocor.
"Kepada siapa saya harus memberitahukan bahwa pasar, itu sudah membayar pajak. Jika pun kepada pewarta kepentingannya apa juga. Kepada anggota DPRD kami juga tidak memberitahukan laporan pendapatan. Jika pun memberitahukan, itu hanya secara globalnya saja,"papar Anang.
"Dan kementrian keuangan menjelaskan, bahwa regulasinya juga jelas, bahwa itu mengandung unsur kerahasiaan. UU Keterbukaan Publik juga demikian,"jelas Anang.
