Bogor Times- Buku yang berjudul 'Diplomasi Jalur Kedua: Peran NU dalam Perdamaian di Afghanistan' patut dibaca oleh umat Islam. Khususnya bagi yang ingin mengenal Taliban lebih dalam.
Mengutip dari Nu Online, setelah kepergian tentara Amerika dan kepergian Presiden Ashraf Ghani, Taliban menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul, dengan mudah dan tanpa peperangan. Kembalinya Taliban menguasai negara yang diliputi konflik puluhan tahun itu menuai beragam reaksi dari berbagai kalangan dan negara. Sejumlah peristiwa pun mewarnai masa transisi pemerintahan ini.
Beragam janji manis ditawarkan Taliban untuk meyakinkan warga Afghanistan. Namun, sejumlah pihak meragukan janji tersebut akan terealisasi karena latar belakang Taliban yang cukup ekstrem.
Abdul Mun’im yang juga Wakil Sekjen PBNU merupakan salah satu delegasi aktif dalam berbagai upaya perdamaian yang dilakukan NU, pemerintah Indonesia, dan berbagai faksi Afghanistan. Ia juga menulis buku berjudul Diplomasi Jalur Kedua: Peran NU dalam Perdamaian di Afghanistan. Berikut kutipan wawancaranya yang dilakukan oleh NU Online.
Baca Juga: Musik Haram, Musisi Afganistan Dibunuh Kelompok Taliban
Baca Juga: KD DiKeroyok Masa Di SPBU Cipadung Walaupun Sudah Meminta Maaf
Baca Juga: Musik Haram, Musisi Afganistan Dibunuh Kelompok Taliban
Taliban kembali berkuasa di Afghanistan setelah dua dekade. Hal itu ditandai dengan pendudukan istana setelah kepergian Presiden Ashraf Ghani. Taliban memberikan berbagai janji manis, seperti perizinan perempuan untuk berpendidikan dan bekerja sesuai dengan syariat Islam, hingga tidak melakukan kekerasan terhadap lawannya. Bagaimana Anda melihat janji manis tersebut.
Apa mungkin hal itu terealisasi?
Taliban di bawah pimpinan sekarang (Mullah Abdul Ghani Baradar) berbeda. Sekarang lebih moderat. Jadi, dia makanya membuktikan dengan pengambilalihan kekuasaan tanpa pertempuran dan pembantaian. Dari situ saja, mereka memenuhi janjinya ingin membuat pemerintah kerja sama. Situasi sekarang di sana cukup aman di tengah gejolak revolusi.
Baca Juga: Puasa Hari Senin Hukumnya Sunnah Tapi Menjadi Haram Menurut Hanabilah Apa Bila?
Makanya, kita percaya mereka akan merealisasi apa yang dijanjikan. Walaupun tidak semuanya karena ada struggle berbagai faksi di dalamnya. Nanti terjadi struggle of power. Kemudian antarfaksi lainnya. Bisa jadi, lebih luas dari yang ditawarkan sekarang. Nanti kan dialog dengan kelompok yang lain.
Setidaknya, janji itu paling nggak dipenuhi. Mereka tidak melakukan balas dendam dengan lawan politiknya. Memberikan pengampunan terhadap lawan politiknya. Termasuk tentara pemerintah juga diapresiasi dan dilindungi. Itu wujud dari janji mereka.
Soal keamanan yang berbondong-bondong bandara itu kelompok Hazara dari Syiah. Itu ketakutan tetapi tidak dimusuhi. Ada kelompok Uzbek yang selama ini berseberangan dengan Taliban. Kemudian orang asing. Sekarang jauh lebih baik tenang. Yang tutup kantor pemerintahan dan militer karena masih transisi. Kehidupan di bawah lebih aman. Dulu, dijaga tentara pemerintah dan NATO. Orang-orang pribumi dicurigai Taliban. Sekarang sudah tidak ada lagi.