Bogor Times-Dalam beberapa riwayat menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw dikenal sebagai sosok yang sangat tekun dalam beribadah.
Rasulullah tak pernah melewatkan kesempatan untuk memperbanyak amal kebaikan, terlebih di bulan suci Ramadhan. Salah satu amalan rutin yang dijalankan adalah i'tikaf.
Pengertian I'tikaf I'tikaf secara bahasa berarti berdiam diri. Dalam konteks ibadah, i'tikaf diartikan sebagai berdiam diri di masjid dalam rangka fokus beribadah kepada Allah swt. Tujuan utama dari i'tikaf adalah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.
Baca Juga: Ngaku Dibekingi Jendral, Terduga Pengoplos Gas Subsidi Ancam Wartawan
Baca Juga: Tidak Lagi Rahasia, Inilah Alasan Doa Jadi Mustajab atau Qobul
Baca Juga: Penjelasan Nuzulul Qur'an atau Diturunkannya Al Quran
Dengan memfokuskan diri di masjid dan mengurangi urusan duniawi, diharapkan para mu'takif (orang yang melaksanakan i'tikaf) bisa memperbanyak ibadah seperti shalat, membaca Al-Quran, berdzikir, dan berdoa.
I'tikaf Rasulullah Terlebih, pada 10 malam terakhir Ramadhan, Nabi Muhammad saw semakin giat dalam beribadah dan beliau selalu melaksanakan i'tikaf. Hal ini menunjukkan keistimewaan 10 hari terakhir Ramadhan dan peluang besar untuk mendapatkan malam lailatul qadar.
Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari, pada Bab Al-'Amal fil Asyril Awakhiri min Ramadhan, menjelaskan bahwa Nabi saw senantiasa membangunkan keluarganya untuk mempersiapkan keperluan i'tikaf dan mengencangkan ikat pinggangnya sebagai tanda kesungguhan dalam beribadah.
Baca Juga: Gandeng Pemuda, PMII INAIS Gelar Pesantren Kilat
Baca Juga: Agen Jakarta Timur Diduga Selewengkan Gas 3 Kilo Subsidi, Cileungsi Jadi Lokasi Pasar
Baca Juga: Aktivis Lingkungan Hidup Bogor Prihatin Pemkab Biarkan Pelaku Pembuang Sampah
لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم إذا بقي من رمضان عشرة أيام يدع أحدا من أهله يطيق القيام إلا أقامه
Artinya, "Nabi Muhammad saw, ketika 10 hari terakhir bulan Ramadhan tiba, beliau tidak pernah membiarkan anggota keluarganya yang mampu untuk melakukan salat malam (qiyamul lail) untuk meninggalkannya. Beliau selalu mengajak mereka untuk bangun dan shalat." (HR At-Tirmdizi).
Dalam Shahih Al-Bukhari sebagaimana hadis yang bersumber dari Aisyah ra diriwayatkan, Nabi saw apabila memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, beliau mengikat kain izarnya lebih erat, menghidupkan malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.
Artikel Terkait
PP GPI Gelar Sidang Dewan Organisasi dan Rakornas dengan Tema Menguatkan Peran Gerakan Pemuda Islam
Ribuan Warga Dusun 2 Desa Cogreg Meriahkan Tahun Baru Islam
Semarak Pawai Obor Meriahkan Tahun Baru Islam 1445 Hijriah di Kota Bogor
Insiden Kontroversial: Anggota Brimob Dikabarkan Menginjak Sajadah di Masjid Raya Sumatra Barat
Kota Bogor Bergema dengan Kegiatan MTQ dan MQK ke-42: Syiar Islam dan Kearifan Budaya Lokal Berkumpul
Pandangan MUI tentang Khamar dan Implikasinya dalam Hukum Islam: Debat dan Landasan Keputusan
Krisdayanti Dikritik Netizen karena Tidak Memakai Hijab di Masjid Tiban
Muktamar Sufi Internasional 2023: Indonesia Memimpin Promosi Islam Moderat dan Toleran
MUI dan Ormas Islam Kota Bogor Desak Polisi Tidak Tebang Pilih
Bapak-bapak Tendang Kepala Bocah di Masjid, Diduga karena Berisik saat Khutbah
Nasaruddin Umar: Masjid Istiqlal Rumah Semua Agama
Meriahkan Hari Pahlawan, Ribuan Warga Cogreg Padati Masjid Jami
Mencegah dan Mengatasi Korupsi dalam Perspektif Islam
Bacaan Sholat Lengkap, Orang Islam Wajib Hafal
Kisah Arab Badui dan Anjing Kencingi Masjid
Masjid Istiqlal Jajaki Kerjasama dengan Kampus Ternama di Amerika Serikat untuk PKUMI
Serempak Tawaqufan Mendekati Ramadhan, Inilah Alasannya dalam Pandangan Islam
Pesantren Kilat Masjid Djamie Al Ikhlas Cogreg, Hadirkan Tenaga Pendidik dari Alumnus Tarim dan Al Anwar Rembang
Dugaan Fitnah ke Imam Besar Masjid Istiqlal, Waketum PP IPNU : Segera Minta Maaf atau Mati Su'ul Khotimah
Kedatangan Guru dari Hadhramaut dan Al Anwar, Rembang, Santri Pesantren Kilat Masjid Jamie Al Ikhlas Cogreg Semangat Belajar