Bogor Times- Group Facebook "Group Bangunan/Proyek bandung garut tasik' tersiar informasi seseorang Kaka yang memohon keadilan pada presiden. Permohonan itu berkaitan dengan meninggalnya sang adik yaitu Canda Kumaralo yang diterangkan sebagai anggota TNI AD Yonif Raider 715 Gorontalo.
Info itu dikirim oleh akun Facebok Revan Jr.(Diah) yang mengaku sebagai kakak dari Candra Kumaralo pada Jumat (3/9/2021).
Dalam tulisannya, akun Revan menggambarkan keinginannya untuk bertemu Presiden. Agar mendapatkan keadilan.
Baca Juga: Kemenag Terbitkan Panduan Penyelenggaraan PTM Terbatas di Madrasah dan Pesantren
Berikut di bawah ini teks lengkapnya:
"Selamat pagi sebelum siang,,
Ijin posting.
Saya dari Sulawesi utara-manado..Desa Temboan Kec.langoan selatan.
Kami keluarga ingin agar ini bisa sampai kepada bapak presiden agar kami keluarga keadilan bagi kami yang meninggal,,
Kronologi : adik kami bernama CANDRA KUMARALO adlah TNI AD,,di tugaskan di yonif Raider 715 GORONTALO,pada tanggal 02 April 2021,Selama adik saya di sana,kita sekeluarga cuma berkomunikasi dengan ponsel,terakhir keluarga berkomunikasi tanggal 11 Juli 2021 kondisinya dalam keadaan baik ,
Tapi pada tanggal 18 Juli 2021 malam,kami keluarga (orangTua) di telepon dari salah satu pelatih adik saya, katanya adik kami sakit,tapi setelah ayah saya ingin meminta berbicara dengan adik saya kata mereka ada di ruang kesehatan jauh dari tempat mereka berada, ,"ayah saya hanya berada tolong bantu untuk menjaga adik kami,nnti besok pagi ayah dan ibu kami akan pergi ke Gorontalo",,tapi nyatanya di esok harinya,tanggal 19 Juli 2021 sebelum ayah/ibu saya berangkat ke Gorontalo mereka menelepon kabarkan kalau kami adik sudah meninggal,
Kami keluarga tidak percaya dan tidak terima, mengapa baru di malam di telepon sakit, paginya sudah meninggal jikapun adik kami sakit parah mengapa tidak di bawah rumah sakit,tapi adik kami meninggal hanya di ruang kesehatan.
Setelah adik kami di kabarkan meninggal mereka akan langsung di bawah pulang ke kampung,,tapi kata ayah saya tunggu sedikit karena ada saudara kita yang akan pergi ke tempat adik kami,setelah saudara kami sampai dengan cepat memfoto adik kami,dan langsung ke keluarga.
Kami keluarga merasa hancur melihat keadaan adik kami seperti itu, adik kami meninggal dengan rasa sakit ketika mata biru menangis,tangannya seperti menahan menahan diri.
Dan setelah melihat foto adik kami seperti itu,ayah saya dengan berat hati putuskan untuk di otopsi adik kami Candra Kumaralo. Adik kami di outopsi pada tanggal 20 Juli 2021,,dan sampai saat ini keluarga belum menerima hasil otopsi,kata mereka nanti di sidang akan tahu hasil otopsinya bagaimana,tapi sampai saat ini sudah lewat ibadah 40 hari kepergian adik kami,keluarga belum di kabarkan kapan sidang akan dilakukan,
OrangTua saya sudah pergi ke Gorontalo untuk melihat mereka yang di Tahan(penjara) karena kabarnya sudah ada yang di Tahan tapi setelah orang tua kami sampai di Gorontalo OrangTua kami tidak di ijinkan untuk melihat mereka yang di Tahan, kabarnya juga ada 3 orang yang di pindahkan di POM MANADO, OrangTua kami juga pergi ke sana untuk melihat apa yang benar mereka sudah di tahan,tapi OrangTua kami tidak di ijinkan untuk melihat.
Keluarga hanya ingin memastikan apa betul mereka sudah tahan atau tidak,
Kami keluarga merasakan kejadian ini seperti sengaja diamkan,
keluarga mencoba merelahkan tubuh adik kami di bedah2(otopsi),,apapun yang keluarga lakukan adik kami tidak akan pernah kembali lagi tapi kami keluarga ingin keadilan,kenapa adik kami meninggal seperti ini, membuat
adik mereka tidak berharga makanya mereka menyia-nyiakan seperti itu.
Kami keluarga memohon kepada presiden BPK JOKO WIDODO agar kasus ini dan kami keluarga melihat kematian atas kematian adik kami.
Sudara2 tolong bantu agar bisa sampai kepada bapak presiden.